SPBU di Indonesia Mulai Manfaatkan Tenaga Surya

Kesadaran untuk menjaga kelestarian alam dengan hanya menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan semakin menyebar ke berbagai bidang. Bidang yang paling baru adalah pengisian bahan bakar kendaraan atau SPBU, yang direncanakan untuk mulai menggunakan tenaga surya sebagai pembangkit listrik. Penggunaan tenaga surya ini rencananya akan digunakan sebagai pembangkit listrik untuk penerangan di stasiun pengisian bahan bakar kendaraan bermotor, yang tersebar di seluruh Indonesia.

 

Mandat langsung dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Rencana untuk menggunakan tenaga surya untuk stasiun pengisian bahan bakar kendaraan bermotor ini merupakan mandat atau perintah langsung dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode sebelumnya. Hal ini dilakukan karena penggunaan panel surya di Indonesia sudah banyak peminatnya. Pemakaian panel surya yang sudah dilakukan di beberapa bidang di Indonesia ini memang sudah terbukti dapat memberikan banyak dampak positif bagi lingkungan. Oleh karena itu, Menteri ESDM periode sebelumnya mencanangkan untuk mulai menggunakan tenaga surya ini pada sektor SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum). 

Menteri ESDM periode 2014-2019 juga mengatakan bahwa rencana penggunaan panel surya untuk seluruh SPBU yang ada di Indonesia diadakan dalam rangka mendukung penggunaan energi ramah lingkungan. Ia berharap, seluruh stasiun pengisian bahan bakar milik Pertamina ini akan memanfaatkan 25% total kebutuhan listrik dengan menggunakan bahan baku terbarukan.

 

Sudah ada rencana penggunaan tenaga surya sejak 2018

Rencana penggunaan tenaga surya untuk 25% penerangan yang ada di seluruh stasiun pengisian bahan bakar kendaraan bermotor ini sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 2018. Pada tahun tersebut, penggunaan tenaga surya untuk penerangan di SPBU Pertamina sudah mulai diuji coba. Ignasius Jonan selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang menjabat pada periode 2014-2019 meresmikan sendiri Green Energy Station di SPBU 31.129.02. SPBU ini dimiliki oleh PT. Pertamina Kuningan, Jakarta Selatan. 

Kedepannya, Ignasius Jonan berharap agar seluruh stasiun pengisian bahan bakar yang dimiliki oleh PT. Pertamina dapat menggunakan panel surya sebagai pengganti energi yang sebelumnya digunakan untuk penerangan. Ia meminta 6.500 SPBU Pertamina di Indonesia mulai beralih dan memakai tenaga surya sebagai sumber listrik. “Kalau bisa, 6.500 SPBU yang pakai logo Pertamina semua menggunakan solar panel, minimal untuk penerangan.” Ungkap Ignasius Jonan melansir dari Kumparan.com.

 

Beberapa SPBU sudah mulai menggunakan tenaga surya di tahun 2019

Mengikuti jejak SPBU 31.129.02 milik PT. Pertamina Kuningan, Jakarta Selatan, 139 unit SPBU lain yang ada di beberapa wilayah Indonesia milik PT. Pertamina Retail sudah menggunakan tenaga surya untuk pembangkit listrik sektor penerangan. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini sudah menjadi sumber energi yang digunakan untuk memasok listrik untuk penerangan seluruh area SPBU. PLTS Atap ini mampu menghemat biaya listrik SPBU hingga 20%. 

Seperti SPBU 31.129.02 milik PT. Pertamina Kuningan yang telah memasang 60.000 Wp sistem panel surya hybrid, SPBU ini mampu menghemat 20% biaya listrik yang rutin dibayarkan. Biaya yang lebih hemat 20% ini memiliki rincian harga Rp1.200 per Watt-nya. Jika dikalikan, angka yang didapat memang lumayan besar. SPBU milik PT Pertamina dengan demikian bisa merelokasikan anggaran dana biaya listrik yang berlebih untuk keperluan lainnya.

 

Kerja sama dengan PT. Len Industri

Pembangunan panel tenaga surya yang dilakukan di beberapa SPBU milik PT. Pertamina ini dilakukan atas kerja sama dengan PT. Len Industri yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT. Len Industri bertanggung jawab untuk membangun sistem panel surya di SPBU-SPBU milik PT. Pertamina di seluruh Indonesia. Berkat kerja sama ini, penghematan biaya listrik sebesar 20% bisa terwujud. Hal ini juga disetujui oleh Manager Pemasaran dan Penjualan dari Unit Bisnis Energi dan Sistem Daya PT. Len Industri, Made Sandika. “PT Len turut membangun PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Sistem) dengan kapasitas sekitar 1.3 MWp untuk 139 SPBU milik PT. Pertamina Retail.” 

Dikatakan lebih lanjut oleh Made Sandika, penghematan sebesar 20% ini bisa dicapai dengan cara menekan biaya Engineering, Procurement, & Construction (EPC). Di samping itu, pihaknya juga mendapat bantuan pembiayaan berbunga rendah, yakni sekitar 5-6%. 

Menariknya, bunga rendah yang didapat PT. Len Industri ini bukan dari pinjaman bank konvensional, melainkan dana dari Green Fund. Green Fund merupakan dana simpanan bank yang didapat dari hasil konservasi dan eksplorasi energi. Made Sandika menjelaskan, jika tanpa dana Green Fund ini, pihaknya tidak akan mampu melakukan penghematan hingga mencapai harga Rp1.200 saja. “Dana Green kita pakai karena jika menggunakan pendanaan dari bank konvensional umumnya berbunga 9-11%.”

 

Target Bauran Energi Nasional Negara di tahun 2025

Pembangunan PLTS yang dilakukan di SPBU-SPBU milik PT. Pertamina di seluruh Indonesia ini sebenarnya merupakan bagian dari sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam rangka meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan. Saat ini, penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia masih sangat rendah, meskipun manfaat yang didapatkan sudah diketahui secara luas. Saat ini, pemanfaatan energi terbarukan masih di angka 2.2% atau sekitar 9.76 GW saja. Padahal, potensi penggunaan energi terbarukan masih bisa mencapai angka 442 GW. 

Di samping itu, kerja sama yang dilakukan PT. Pertamina dengan PT. Len Industri ini juga dilakukan untuk mendukung program Bauran Energi Nasional 23% dari energi terbarukan. Ini merupakan program pemerintah yang ingin dicapai pada tahun 2025. Oleh karena itu, saat ini seluruh pihak yang terlibat terus menggiatkan program penggunaan tenaga surya dalam berbagai bidang. Targetnya, di tahun 2025, PLTS akan berkontribusi menyumbang angka sebesar 6.5 GW listrik yang digunakan dalam berbagai kebutuhan.

 

Rencana kendaraan bermotor jenis hybrid 

Tak hanya mulai menggunakan tenaga surya untuk penerangan di seluruh SPBU milik PT. Pertamina yang ada di seluruh Indonesia, rancangan keberadaan kendaraan bermotor jenis hybrid juga mulai dilaksanakan. Mobil hybrid ini adalah kendaraan yang berjalan tanpa menggunakan bahan bakar fosil. Mobil hybrid akan mengikuti kebijakan Low Carbon Emission Vehicle (LCEV). Untuk bahan bakarnya sendiri akan disediakan di Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). 

Hadirnya SPLU dan kendaraan hybrid ini tentunya akan semakin menunjang keberlangsungan alam dengan cara mengurangi dampak negatif atau hal yang bisa mencemari lingkungan. Secara umum, proyek kendaraan hybrid dan kendaraan listrik ini memiliki tujuan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Caranya adalah dengan menerapkan prinsip; accessibility, availability, dan affordability. Salah satu SPLU ini sudah ada di SPBU 31.129.02 milik PT. Pertamina Kuningan, Jakarta Selatan, yang sekaligus menjadi SPBU percontohan penerapan tenaga surya. 

 

Pemenuhan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya saat ini memang sedang gencar dilakukan dan telah banyak diterapkan di berbagai bidang. Tak hanya rumah tangga saja, SPBU di Indonesia juga mulai menggunakan energi surya untuk memenuhi kebutuhan penerangan. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang penggunaan energi surya dalam berbagai sektor, Anda bisa menghubungi SolarKita.

Written by Rizka Rachmania Putri | 30 Jan 2020