Segala Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Rumah Panel Surya

Rumah panel surya dapat mewujudkan keinginan Anda dalam menerapkan aktivitas kehidupan sehari-hari yang lebih ramah lingkungan. Sayangnya, tidak semua orang bisa memahami dengan baik apa yang Anda maksudkan tentang bangunan yang satu ini. Secara sederhana, rumah panel surya adalah bangunan atap rumah yang memanfaatkan seperangkat sel surya yang mampu bekerja dengan prinsip fotovoltaik, guna mengubah energi matahari menjadi energi listrik yang terbarukan.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Solar Energy Industries Association, di pertengahan tahun 2019 ini saja setidaknya sudah ada 2 juta rumah panel surya di Amerika Serikat. Di antara negara-negara serikat tersebut, California menduduki peringkat teratas yang mampu menghasilkan 25,773 Mega Watt (MW) energi listrik dari panel surya. Sementara posisi kedua dan ketiga ditempati oleh North Carolina dan Arizona.

Sebagai negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa, hampir seluruh wilayah di Indonesia mendapat sinar matahari dalam jumlah melimpah. Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) bahkan memprediksi bahwa potensi energi surya dalam negeri adalah sebesar 112.999 Giga Watt (GW). Namun demikian, pembangkit listrik energi terbarukan melalui energi matahari di Indonesia yang sudah terealisasi masih sebesar 2GW saja.

Oleh karena itu, pemberdayaan rumah panel surya di Indonesia masih membutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, pihak swasta, hingga masyarakat di seluruh penjuru nusantara. Edukasi terkait penggunaan perangkat sel surya sebagai sumber daya listrik energi baru terbarukan masih sangat dibutuhkan.

1. Mengenal masing-masing jenis panel surya

Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi listrik tidak pernah luput dari peran panel surya. Pasalnya, perangkat panel surya inilah yang memegang peran penting dalam menangkap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik ramah lingkungan. Sebagai masyarakat awam, mungkin Anda hanya memikirkan bahwa panel surya hanya terdiri dari satu jenis dengan material yang itu-itu saja. Padahal, sebenarnya ada tiga jenis panel surya yang bisa diterapkan pada bangunan rumah Anda.

Pertama, panel surya Monocrystalline Silicone yang terbuat dari bahan silikon sebagai material penyusun sel surya. Dari tampilan fisiknya, jenis panel surya ini memiliki warna sel hitam gelap dengan desain bagian sudut yang terpotong. Meski terbilang cukup tipis, rumah panel surya yang menggunakan Monocrystalline Silicone mampu menyerap energi matahari dengan tingkat efisiensi yang tinggi.

Kedua, terdapat jenis panel surya Polycristaline yang dibuat menggunakan batang kristal silikon yang dicairkan dan dicetak dalam bentuk persegi. Kondisi inilah yang membuat panel surya ini memiliki motif serpihan kaca di dalamnya. Karena dicetak dengan baik, maka seluruh susunan sel surya sangat rapat dan tidak menyisakan ruang kosong yang sia-sia. Ketiga, jenis panel surya TFSC atau Thin Film Solar Cell. Dibandingkan dengan dua jenis panel surya sebelumnya, TFSC memiliki bobot yang sangat ringan dan teksturnya lebih lentur, sehingga memudahkan pemasangan.

2. Sistem pembangkit listrik di rumah panel surya

Sebelum memutuskan untuk menghuni rumah panel surya, sudah seharusnya Anda lebih dulu memahami sistem pembangkit listrik yang bekerja di bangunan tersebut. Hal ini terlihat sepele namun penting diperhatikan. Pasalnya, penerapan sistem pembangkit listrik energi matahari akan sangat berbeda dengan energi listrik yang berasal dari batu bara. Setidaknya ada tiga sistem pembangkit listrik di rumah panel surya yang perlu Anda ketahui, yaitu:

On Grid System

Dengan memanfaatkan prinsip fotovoltaik pada panel surya, pembangkit listrik dengan on grid system ini mampu memproduksi listrik yang ramah lingkungan. 90% rumah panel surya di Amerika Serikat juga menggunakan on grid system dengan alasan metode ini mampu mengurangi biaya listrik hingga jangka panjang. Selain itu, rangkaian sistem ini selalu terhubung dengan jaringan PLN, sehingga energi listrik yang dihasilkan semakin maksimal.

Hybrid System

Sistem pembangkit listrik hybrid memanfaatkan energi baru terbarukan sebagai sumber energi utama, yang kemudian dipadukan dengan sumber energi cadangan, seperti genset atau lainnya. Penggunaan dua sumber energi yang berbeda ini cocok diterapkan pada rumah panel surya yang sulit dijangkau oleh jaringan PLN atau pembangkit listrik lainnya. Dengan begitu, bangunan rumah tetap mendapatkan pasokan listrik dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.

Off Grid System

Dibandingkan dengan dua sistem pembangkit listrik energi matahari sebelumnya, off grid system membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal. Pasalnya, sistem ini hanya mengandalkan energi matahari yang kemudian disimpan dalam sebuah wadah penyimpanan. Tak heran jika penerapan off grid system hanya berlangsung di wilayah terpencil yang membutuhkan pasokan listrik berskala besar.

3. Manfaat memasang panel surya atap

Pemasangan panel surya atap sudah jelas efektif mengurangi emisi gas karbon secara signifikan. Dengan sistem yang berkapasitas memproduksi maksimal 6 kWP, Anda dapat menghindari emisi gas karbon sebesar 635 kg yang setara dengan menanam 35 pohon tiap bulannya. Selain itu, dengan menggunakan panel surya Anda juga mendapatkan keuntungan di segi finansial. Contohnya bisa diambil dari daerah Jakarta yang memiliki Peak Hour sekitar 3,92 jam tiap harinya, dimana dengan sistem 6 kWP anda dapat menghemat tagihan listrik sebanyak Rp1,035,115 per bulan. Lebih dari itu, panel surya atap bersifat modular sehingga kapasitas daya listrik yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Cara ini bisa dilakukan dengan merangkai modul panel surya secara seri dan paralel. Menariknya, sebagai pemilik Anda juga bisa memilih cara pengoperasian panel surya, apakah secara otomatis atau menggunakan perangkat operasi.

4. Perencanaan sistem panel surya untuk rumah Anda

Pada dasarnya panel surya dapat dipasang di mana saja, namun bagian atap rumah adalah tempat terbaik. Terlebih selama ini Anda membiarkan ruang atap terpapar sinar matahari begitu saja. Untuk memasang panel surya di bagian atap, cobalah untuk kembali memperhatikan lokasi tempat tinggal Anda. Apabila Anda tinggal di wilayah atas garis khatulistiwa, maka sebaiknya pasang panel surya menghadap selatan. Sebaliknya, jika Anda tinggal di wilayah Jawa dan Nusa Tenggara atau di bawah garis khatulistiwa, maka panel surya disarankan untuk menghadap ke utara.

Selanjutnya, hitung dan ukur ketersediaan ruang di bagian atap untuk instalasi panel surya. Secara ideal sistem panel surya yang memproduksi daya listrik dengan rata-rata daya maksimal 1000 Watt Peak, membutuhkan lahan seluas 6 meter persegi. Jangan lupa, pastikan panel surya dipasang di area yang dapat diakses, sehingga dapat dihubungkan dengan panel listrik utama di rumah Anda. Ini penting guna mendukung pengawasan dan perawatan sistem panel surya secara keseluruhan.

Melalui penjelasan lengkap diatas, kini Anda jauh lebih memahami hal-hal terkait rumah panel surya. Tertarik untuk melakukan pemasangan sistem panel surya di rumah Anda? Percayakan pada SolarKita sebagai pengembang sistem panel surya terpercaya di Indonesia yang fokus di sektor perumahan. SolarKita menyediakan layanan end-to-end services, sehingga Anda bisa melakukan konsultasi terkait instalasi sistem panel surya hingga pemantauan dan perawatan unit yang didapatkan. Tunggu apalagi? Segera hubungi SolarKita di halo@solarkita.com.


 

Written by Inas Twinda Puspita | 10 Dec 2019