Peringkat 5 Negara yang Unggul dalam Penerapan Renewable Energy

Demi mengatasi masalah pemanasan global, lebih dari 190 perwakilan negara-negara menyusun Persetujuan Paris (Paris Agreement) pada Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-bangsa (UNFCCC). Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah upaya penekanan emisi karbon secara global. Demi mewujudkan hal tersebut, banyak negara yang memanfaatkan sumber daya mereka untuk mengembangkan penerapan renewable energy.

Walau mungkin penerapan tersebut belum 100% dijalankan, sejumlah negara telah berhasil membuktikan bahwa pemanfaatan renewable energy untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidaklah mustahil dicapai. Berikut ini lima negara yang relatif unggul dalam penerapan tersebut.
UK unggul dalam pengurangan emisi karbon

Sudah menjadi rahasia umum bahwa emisi karbon banyak dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang selama ini kita gunakan. Namun, Britania Raya (UK) berhasil mengubah situasi tersebut. Dikenal sebagai kawasan yang cukup berangin, UK memanfaatkan kondisi ini untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Caranya dengan mengkombinasikan turbin angin dan ladang angin (wind farm) yang terhubung ke jaringan listrik.

Berkat langkah tersebut, kini UK berhasil menghasilkan lebih banyak listrik dari pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) daripada batu bara. Pada 2014, UK memecahkan rekor setelah produksi PLTA meningkat sebanyak 15% dari 24,5 TeraWatt per jam (TWh) menjadi 28,1 TWh. Jumlah tersebut mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk lebih dari 6,7 juta rumah tangga di UK.

Norwegia tidak lagi bergantung pada batu bara

UK bukan satu-satunya daerah di Eropa yang sukses melakukan penerapan renewable energy. Norwegia juga berhasil menerapkan hal serupa, bahkan tercatat sebagai negara yang tak lagi menggunakan batu bara untuk memproduksi listrik. Prestasi tersebut dicapai dengan mengandalkan tenaga air, yang memang mendominasi produksi listrik di sana. Di samping itu, mereka juga memanfaatkan renewable energy lain berupa tenaga angin dan termal untuk produksi listrik.

Tiongkok memiliki jumlah penjualan kendaraan listrik terbanyak

Berbagai negara juga berusaha mengurangi emisi karbon dengan beralih dari kendaraan berbahan bakar bensin ke kendaraan listrik. Tak mengherankan jika pada awal 2019 lalu, tercatat ada lebih dari 4,5 juta kendaraan listrik di jalanan. Salah satu negara yang cukup sukses menerapkan hal ini adalah Tiongkok.

Bahkan, ternyata Tiongkok menjadi negara dengan penjualan kendaraan listrik terbanyak di dunia. Total ada lebih dari 2 juta kendaraan listrik yang digunakan di jalanan Tiongkok. Hal ini didukung dengan tersedianya 150.000 titik atau lokasi untuk mengisi daya listrik kendaraan. Sementara itu, posisi kedua ditempati Amerika Serikat dengan 1 juta kendaraan listrik.

Islandia sebagai negara pengguna renewable energy terbanyak per kapita

Tahukah Anda bahwa Islandia menjadi negara yang memproduksi energi hijau terbanyak per kapita? Hal ini tidak terlepas dari penerapan renewable energy yang kapasitasnya hampir mencapai 100%. Kini, seluruh energi listrik mereka berasal dari pembangkit listrik tenaga termal dan hydroelectric. Menariknya, beberapa kawasan pembangkit listrik energi terbarukan di Islandia justru menjadi destinasi wisata. Salah satunya Blue Lagoon yang merupakan pembangkit listrik tenaga termal.

Amerika Serikat sebagai pionir proyek penyimpanan energi

Penerapan renewable energy tidak hanya tentang produksi listrik dari sumber ramah lingkungan. Perlu juga perencanaan sistem penyimpanan energi yang tepat demi mencegah pemadaman listrik. Amerika Serikat telah memberikan contoh yang baik untuk hal satu ini, khususnya wilayah Amerika Utara. Proyek penyimpanan energi yang mereka lakukan diprediksi akan tumbuh sepuluh kali lipat dalam beberapa tahun mendatang.

Hal tersebut didukung juga dengan pengembangan renewable energy yang berjalan cukup baik. Sebanyak 98% distribusi energi baru di Amerika Serikat berasal dari renewable energy. California bahkan menargetkan agar 50% produksi listriknya bisa dihasilkan oleh renewable energy pada 2030 nanti.

 

Masih ada jalan panjang yang harus ditempuh untuk membuat dunia beralih ke renewable energy secara total. Walau begitu, kelima negara di atas dapat menjadi contoh sekaligus motivasi bagi negara-negara lain untuk terus mengembangkan penerapan renewable energy. Anda pun bisa turut melakukan penerapan renewable energy di rumah Anda dengan panel surya atap on-grid dari SolarKita. SolarKita membantu sejak awal konsultasi, instalasi, hingga maintenance panel surya atap.

Written by Biru Cahya Imanda | 15 Feb 2021