Indonesia Siap Membangun 8 Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia tampaknya semakin masif saja. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembangunan delapan PLTS baru di Kepulauan Sumenep, Madura. Pasca pembangunan, PLTS ini juga langsung siap digunakan sebagai pembangkit listrik yang akan mengalirkan energinya hingga ke seluruh pelosok Madura. Dengan begitu, masyarakat yang dulunya belum sempat menikmati fasilitas listrik akan segera mendapatkan fasilitas tersebut.

Tidak bisa dipungkiri, penggunaan PLTS di Indonesia semakin dinikmati. PLTS ini merupakan salah satu pembangkit listrik yang ramah lingkungan serta menggunakan energi yang terbarukan. Pembangunan PLTS memang lumayan membutuhkan biaya besar. Namun, manfaat yang bisa dirasakan serta dampak positif terhadap lingkungan bisa menjadi dua hal untuk mempertimbangkan penggunaan PLTS dalam kehidupan sehari-hari.

Delapan PLTS

Pembangunan PLTS yang dilakukan di Kepulauan Sumenep, Madura sebenarnya sudah dilakukan sejak awal Desember 2018, tepatnya saat program sudah mendapatkan payung hukum yang jelas. Payung hukum tersebut adalah Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem PLTS Atap oleh konsumen PT PLN.

Pembangunan ini melibatkan banyak pihak, serta membutuhkan dana yang bisa dibilang tidak sedikit. Namun, mengingat isu lingkungan yang semakin meningkat, maka penggunaan PLTS sebagai alternatif pembangkit listrik harus segera dilakukan. Mendekati pertengahan hingga akhir bulan, PLTS yang dibangun di Madura ini sudah siap digunakan.

Secara keseluruhan terdapat 8 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di wilayah Sumenep, Madura. Semuanya merupakan program pemerintah untuk memenuhi target elektrifikasi 100% Jawa Timur. Berikut rincian lokasi PLTS yang ada di Madura tersebut dan juga kapasitas yang bisa dihasilkan:

  • PLTS Saubi dengan kapasitas 150 kWp
  • PLTS Tonduk dengan kapasitas 200 kWp
  • PLTS Sabuntan dengan kapasitas 100 kWp
  • PLTS Goa-Goa dengan kapasitas 200 kWp
  • PLTS Sakala dengan kapasitas 100 kWp
  • PLTS Masakambing dengan kapasitas 50 kWp
  • PLTS Paliat dengan kapasitas 100 kWp
  • PLTS Pagerungan Kecil dengan kapasitas 50 kWp

Dimanfaatkan untuk pemenuhan listrik Pulau Madura

Pembangkit listrik tenaga surya yang ada di Pulau Madura ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik seluruh Pulau Madura. Sebelumnya, masih banyak masyarakat Madura yang belum bisa menikmati fasilitas listrik. Mereka hidup dalam keterbatasan dengan tanpa menggunakan alat-alat elektronik. Oleh karena itu, dibangunlah PLTS ini dengan tujuan agar seluruh masyarakat Madura bisa menikmati listrik.

Delapan PLTS yang dibangun di Kepulauan Sumenep, Madura, ini sudah mulai beroperasi dan diresmikan sejak tanggal 30 November 2019 kemarin. Peresmian PLTS ini dilakukan secara langsung oleh Gubernur Jawa Timur dan Pejabat PT PLN. Hal ini seperti yang diterangkan oleh Setiaji, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur.

“Dioperasikannya delapan pembangkit listrik tenaga surya tersebut membuat 22 pulau di Kepulauan Sumenep otomatis teraliri listrik.” Begitulah ucap Setiaji ketika diwawancara pada tanggal 2 November 2019, melansir dari Kompas.com.

Pemenuhan target elektrifikasi

Meskipun sudah ada delapan unit pembangkit baru yang dibangun di Sumenep, Madura, hal ini belum cukup untuk memenuhi target elektrifikasi yang diinginkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pemprov Jatim ingin untuk melakukan percepatan rasio elektrifikasi di tahun 2020 hingga 100%. Meski target untuk Jawa Timur secara nasional baru di tahun 2022, tapi percepatan elektrifikasi akan semakin baik jika semakin cepat dirampungkan. Oleh karena itu, pemerintah sudah bersiap untuk membangun banyak unit pembangkit lain pada bagian lain di Jawa Timur.

Pada Oktober 2019, rasio elektrifikasi untuk wilayah Jawa Timur sudah berada di angka 98.38%. Angka ini sudah cukup bagus untuk segera mencapai target 100% di tahun 2020. Sebenarnya, jika sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, target penerangan untuk seluruh wilayah Indonesia adalah tahun 2024. Namun, khusus untuk Jawa Timur, akan dilakukan percepatan dengan target di tahun 2020, sesuai dengan usulan Gubernur Jawa Timur.

Khusus untuk wilayah Sumenep sendiri, PT PLN memprioritaskan area ini untuk segera melakukan percepatan elektrifikasi dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya. Pasalnya, wilayah Sumenep tingkat elektrifikasinya hanya 64.99% pada bulan Oktober 2019.

Prediksi peningkatan pembangunan PLTS di 2020

Untuk tahun 2020 sendiri, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya diprediksi akan semakin meningkat. Bahkan, PLTS Atap untuk keperluan rumah-rumah dan bisnis juga sudah mulai diminati oleh masyarakat Indonesia. Permintaan untuk panel surya jenis ini bahkan diperkirakan akan mencapai 655 mega watt pada 2020. Hal ini sama seperti yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR). Angka ini bahkan diprediksi semakin meningkat jika ditambahkan dengan potensi penggunaan panel tenaga surya untuk bangunan komersial dan industri, yang bisa mencapai 12 – 15 giga watt.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) juga mengatakan bahwa perkiraan kasar untuk permintaan panel tenaga surya ini bisa mencapai 300 mega watt. Ini karena banyak industri yang sudah merencanakan akan memasang 5 MW, 7 MW, dan 10 MW panel surya. Industri-industri ini paling banyak ditemukan di Jawa Tengah yang sudah berencana memakai panel surya pada tahun 2020.

Faktor utama mengapa panel surya atap ini sangat diminati adalah karena karakteristik PLTS atap yang sangat mudah untuk diaplikasikan, dibanding dengan teknologi energi baru terbarukan yang lain. PLTS atap juga memiliki karakteristik modular, dengan teknologi yang mudah diakses serta bisa digunakan dalam skala kecil. Selain itu, perawatan PLTS Atap ini juga tergolong cukup mudah. Dengan begitu, ada potensi panel tenaga surya ini dipasang dalam skala rumah tangga atau industri dan bisnis.

Diperlukan dukungan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan panel surya

Panel tenaga surya sendiri sudah memiliki karakteristik yang membuatnya mudah untuk diaplikasikan ke rumah-rumah maupun industri dan bangunan bisnis. Namun, jika tidak didukung oleh pemerintah, penggunaan panel surya ini tidak akan bisa berkembang. Hal ini juga menjadi upaya mencapai target bauran energi baru yang direncanakan bakal mencapai 23% di tahun 2025. Untuk mencapai hal ini, investasi dalam jumlah besar pun sangat dibutuhkan, karena seperti yang sudah diketahui, diperlukan biaya yang lumayan besar untuk PLTS dan panel surya.

Tenaga surya di Indonesia saat ini memang sedang banyak diminati sebagai pembangkit listrik di berbagai daerah. Pembangkit listrik tenaga surya ini lebih hemat dari segi biaya pembangunan dan perawatan, tapi lebih banyak menghasilkan daya listrik. Oleh sebab itu, untuk memasok listrik di beberapa daerah, digunakanlah PLTS. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang PLTS dan tenaga surya untuk rumah maupun industri, Anda bisa menghubungi SolarKita!

Written by Rizka Rachmania Putri | 30 Jan 2020