Indonesia Masih Bergantung Pada Energi Fosil Sebagai Sumber Energi

Catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan energi fosil masih menjadi penyumbang utama pembangkit listrik di Indonesia. Pada tahun ini, sumbangan energi fosil dari seluruh pembangkit listrik di Indonesia mencapai 60.485 MW. Angka ini setara dengan 85,31 persen dari total kapasitas terpasang nasional. Sedangkan sisanya diisi oleh Energi Baru Terbarukan (EBT).

Energi Baru Terbarukan (EBT) masih terbilang belum unggul di Indonesia. Ini terlihat dari total energi yang dimanfaatkan baru mencapai 10.426 MW, yaitu setara dengan 14,71 persen dari total kapasitas terpasang. Indonesia sendiri sebenarnya memiliki potensi EBT hingga 400 GW. Banyak sekali bukan yang belum dimanfaatkan? Angka-angka yang sebelumnya disebutkan membuktikan bahwa Indonesia masih bergantung pada energi fosil. Padahal, Indonesia memiliki cita-cita untuk mengejar penggunaan EBT sebesar 23% di tahun 2025.

Selain hal tersebut, ketergantungan terhadap energi fosil membawa dampak yang buruk terhadap kondisi lingkungan hidup  di Indonesia. Proses pengambilan energi fosil, dari proses awal hingga proses akhir mengeluarkan emisi gas rumah kaca. Emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan peningkatan suhu bumi sehingga terjadi perubahan iklim. Jika perubahan iklim terjadi, yang dirugikan tidak hanya kondisi lingkungan tetapi juga hayat hidup manusia. Perubahan iklim dapat memberikan dampak yang besar pada jutaan orang dengan menimbulkan kelaparan, banjir, dan kekeringan. Jadwal panen yang tidak sesuai rencana, meningkatnya kedalaman air laut, sumber air yang semakin berkurang merupakan kondisi yang mengawali dampak tersebut. Tentu ini dapat menjadi ancaman bagi kesejahteraan sendiri, keluarga, maupun orang banyak.

Proses penggunaan energi fosil juga mempengaruhi terjadinya hujan asam. Nitrogen oksida (NO2) dan sulfur dioksida (SO2) merupakan hasil emisi gas akibat penggunaan energi fosil yang dapat menyebabkan hujan asam. Tanah dan perairan dapat terkontaminasi zat asam yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman produksi hingga kehidupan makhluk hidup di perairan. Akibatnya, para petani dan nelayan pun merasakan dampak kerugian yang besar.

Polusi yang diakibatkan dari emisi gas hasil pembakaran batubara mengancam kesehatan manusia. World Health Organization (WHO) mencatat sebanyak 4,2 juta manusia di dunia setiap tahun mengalami kematian akibat emisi gas yang dihasilkan. Penyakit yang ditimbulkan polusi meliputi kanker paru-paru hingga infeksi saluran pernapasan akut. Setiap tahunnya, terdapat 6.500 kematian dini di Indonesia akibat polusi yang berasal dari polusi energi fosil.

Dari sekian banyak dampak yang diberikan energi fosil, kita tidak mungkin hanya berdiam diri saja. Tidak dapat membiarkannya terus-menerus. Indonesia diminta oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk mulai beralih menggunakan EBT dalam mengatasi masalah ketergantungan pada energi fosil. Indonesia memiliki potensi untuk mulai menggunakan energi surya sebagai sumber energi utama. Intensitas matahari maksimum yang diterima Indonesia setiap tahun rata-rata mencapai 4,5 hingga 5,1 kWh/m2. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di tengah garis khatulistiwa.

Melihat potensi tersebut, Solar Kita sebagai installer Panel Surya berkomitmen untuk ikut memajukan pemanfaatan energi surya sebagai sumber listrik di Indonesia.

Sebagai Perusahaan yang mempunyai visi berkontribusi dalam transisi penggunaan energi fosil sebagai sumber listrik menjadi energi surya, kami menggunakan Panel Surya kapasitas 10.680 kWp sebagai sumber energi listrik di kantor kami. Hal ini diharapkan bisa menjadi satu pergerakan komprehensif yang dapat diterapkan oleh pelaku bisnis lain dan juga pemilik properti pribadi untuk bergerak bersama melakukan perubahan demi memulihkan lingkungan hidup di Indonesia. Kontribusi ini kami berikan untuk mendukung Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap demi tercapainya 23% penggunaan EBT sebagai sumber listrik di Indonesia.

Di samping itu, kami juga memberikan edukasi mengenai potensi energi surya di Indonesia. Edukasi ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mulai memanfaatkan energi terbarukan dengan potensi yang dimiliki.

Kami memiliki program #100AtapKita sebagai bentuk kontribusi awal dari mendukung GNSSA. Kami mengajak Anda, Generasi Matahari, untuk mulai menggunakan Panel Surya mulai dari sekarang. Sudah terlalu banyak dampak negatif yang diberikan energi fosil. Sekarang saatnya kita mulai mengubah kondisi ini sedikit demi sedikit dengan mulai memanfaatkan EBT salah satunya energi surya melalui Panel Surya. Selain memberikan masa depan yang baik untuk bumi, Panel Surya dapat menjadi perencanaan investasi masa depan pribadi maupun keluarga.

SolarKita memberikan kemudahan untuk perencanaan ini dengan adanya program pembiayaan. Kemudahan tersebut kami sediakan dengan berbagai pilihan program pembayaran seperti pembayaran tunai, program pembiayaan, dan program leasing. Jangan lewatkan kesempatan ini dan ikut bersama kami jadi Generasi Matahari untuk mengubah Indonesia! Untuk informasi lebih lanjut mengenai program kami, hubungi kami di www.SolarKita.com/contact.

Written by Naura Nady Salsabila | 28 Oct 2020