Energi Terbarukan di Sektor Pariwisata: Menuju Destinasi Ramah Lingkungan

Pariwisata telah menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar di dunia, memberikan kontribusi signifikan bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, industri ini juga menjadi salah satu penyebab utama peningkatan emisi karbon dan polusi lingkungan. Oleh karena itu, beralih ke energi terbarukan dalam sektor pariwisata adalah langkah penting menuju destinasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Mengapa Energi Terbarukan Penting dalam Sektor Pariwisata?

Penggunaan energi terbarukan di sektor pariwisata bukan hanya tren, tetapi kebutuhan untuk mengurangi jejak karbon dan menjaga kelestarian alam yang menjadi daya tarik utama berbagai destinasi. Dengan menggunakan sumber energi seperti matahari, angin, air, dan biomassa, destinasi wisata dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang berdampak buruk bagi lingkungan (UNEP, 2023).

Manfaat Energi Terbarukan bagi Destinasi Wisata

  • Pengurangan Emisi Karbon: Energi terbarukan membantu mengurangi emisi karbon, yang merupakan penyebab utama perubahan iklim.
  • Biaya Operasional yang Lebih Rendah: Sumber energi seperti matahari atau angin sering kali lebih ekonomis dalam jangka panjang, terutama untuk destinasi yang jauh dari pusat energi konvensional.
  • Daya Tarik untuk Wisatawan yang Peduli Lingkungan: Destinasi ramah lingkungan cenderung menarik wisatawan yang mengutamakan keberlanjutan dalam perjalanan mereka, sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan dan reputasi.

Contoh Penerapan Energi Terbarukan di Destinasi Wisata

  • Resor Berbasis Energi Surya di Bali Bali telah menjadi salah satu pionir dalam penerapan energi terbarukan untuk mendukung pariwisata yang berkelanjutan. Banyak resor dan villa di Bali telah memasang panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi, terutama di daerah Ubud yang mengutamakan konsep ramah lingkungan. Resor-resor ini tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga menekan biaya operasional mereka dalam jangka panjang (Kompas, 2022).
  • Penggunaan Turbin Angin di Daerah Pesisir Beberapa daerah pesisir di Indonesia, seperti Kepulauan Karimunjawa, juga mulai mengintegrasikan energi angin sebagai sumber listrik. Energi angin sangat ideal untuk destinasi wisata yang terletak di daerah pantai karena angin pantai yang konsisten sepanjang tahun.
  • Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kawasan Pegunungan Beberapa destinasi pegunungan di Jawa Barat dan Sumatra memanfaatkan tenaga air untuk menghasilkan listrik. Pemanfaatan ini bukan hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan pengalaman edukatif bagi wisatawan yang tertarik pada ekowisata.

Langkah-langkah untuk Menjadi Destinasi Ramah Lingkungan

1. Mengidentifikasi Sumber Energi Terbarukan yang Tepat

Setiap destinasi memiliki potensi energi terbarukan yang berbeda. Misalnya, wilayah tropis seperti Indonesia memiliki paparan sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun, sehingga optimal untuk energi surya. Daerah pesisir memiliki potensi energi angin, sementara wilayah pegunungan cocok untuk tenaga air.

2. Investasi dalam Infrastruktur Energi Terbarukan

Mengintegrasikan energi terbarukan memerlukan investasi awal untuk pemasangan panel surya, turbin angin, atau fasilitas tenaga air. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dapat membantu dalam pendanaan dan pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan. Insentif seperti pengurangan pajak bagi perusahaan yang menerapkan energi terbarukan juga dapat memacu pertumbuhan destinasi wisata yang lebih ramah lingkungan (IEA, 2023).

3. Edukasi dan Pelibatan Komunitas Lokal

Pelibatan komunitas lokal dalam program energi terbarukan penting untuk mendukung keberlanjutan. Melalui program edukasi, masyarakat dapat memahami manfaat dan cara-cara untuk menjaga keberlanjutan energi. Banyak destinasi wisata yang telah bekerja sama dengan masyarakat untuk memanfaatkan biomassa dari sisa-sisa pertanian atau limbah organik, yang kemudian digunakan sebagai sumber energi alternatif.

4. Menawarkan Pengalaman Wisata Edukatif

Selain menikmati keindahan alam, wisatawan kini tertarik untuk mendapatkan pengalaman yang edukatif dan bermakna. Destinasi dapat menawarkan tur edukatif tentang penggunaan energi terbarukan di lokasi, seperti tur pembangkit tenaga surya atau tur wind farm. Pengalaman ini tidak hanya meningkatkan kepedulian wisatawan terhadap lingkungan tetapi juga menambah nilai jual destinasi.

Contoh Kebijakan Pemerintah yang Mendukung Energi Terbarukan di Pariwisata

Pemerintah memainkan peran penting dalam mendukung adopsi energi terbarukan di sektor pariwisata melalui regulasi, insentif pajak, dan program dukungan finansial. Di beberapa negara, pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan yang mendorong hotel, resor, dan bisnis pariwisata lainnya untuk beralih ke energi terbarukan.

Sebagai contoh, pemerintah Costa Rica telah mengadopsi kebijakan untuk menjadikan sektor pariwisata mereka bebas karbon pada tahun 2030 dengan dukungan penuh pada energi terbarukan. Hal ini memposisikan Costa Rica sebagai salah satu destinasi wisata paling ramah lingkungan di dunia (World Tourism Organization, 2023).

Di Indonesia, kebijakan pemerintah yang mendukung energi terbarukan juga semakin berkembang, terutama dengan adanya target bauran energi nasional sebesar 23% dari energi terbarukan pada 2025. Beberapa program pemerintah ini didukung oleh organisasi internasional dan sektor swasta untuk membantu pendanaan dan riset yang berkelanjutan.

Tantangan dan Solusi dalam Menerapkan Energi Terbarukan di Destinasi Wisata

  • Tantangan Biaya Awal yang Tinggi Infrastruktur energi terbarukan seperti panel surya dan turbin angin memerlukan biaya awal yang signifikan, yang dapat menjadi kendala bagi bisnis pariwisata kecil.
    Solusi: Program subsidi dan pinjaman lunak dapat diberikan kepada bisnis kecil di sektor pariwisata untuk investasi dalam energi terbarukan. Beberapa organisasi non-pemerintah (NGO) juga menyediakan bantuan finansial untuk destinasi yang berkomitmen pada energi ramah lingkungan.
  • Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran Tidak semua pelaku industri pariwisata memahami potensi energi terbarukan dan manfaatnya.
    Solusi: Pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama dalam menyediakan pelatihan dan sosialisasi mengenai pentingnya energi terbarukan, termasuk cara-cara penerapannya. Hal ini bisa dilakukan melalui lokakarya, seminar, dan pelatihan komunitas yang difokuskan pada keberlanjutan.
  • Ketersediaan Sumber Energi yang Bervariasi Beberapa daerah mungkin tidak memiliki potensi energi terbarukan yang cukup kuat, seperti angin atau sinar matahari.
    Solusi: Kombinasi sumber energi dapat diterapkan. Misalnya, destinasi di area yang lebih terpencil bisa memanfaatkan biomassa atau sumber energi lain yang tersedia di lingkungan sekitarnya.

Kesimpulan

Penggunaan energi terbarukan dalam sektor pariwisata adalah langkah penting untuk menciptakan destinasi ramah lingkungan yang berkelanjutan. Dengan komitmen dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal, penerapan energi terbarukan dapat menjadi solusi untuk mengurangi dampak lingkungan dari pariwisata, sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang peduli lingkungan. Langkah menuju destinasi pariwisata yang ramah lingkungan akan memberikan manfaat jangka panjang bagi alam dan meningkatkan reputasi destinasi tersebut di mata dunia.

Sumber:

  • UNEP. (2023). Sustainable Tourism and Renewable Energy.
  • Kompas. (2022). Pariwisata Berbasis Energi Terbarukan di Bali.
  • IEA. (2023). Global Policy Review on Renewable Energy.
  • World Tourism Organization. (2023). Green Destinations and the Future of Sustainable Tourism.

 

Written by Dwita Rahayu Safitri | 31 Oct 2024