Dapat Tender Energi Surya Terbesar di Dunia, India Siap Bangun PLTS Skala Besar

Adani Green Energy, perusahaan yang fokus pada energi terbarukan asal India, akan membangun PLTS skala besar dengan kapasitas 8 gigawatt. Proyek senilai 6 miliar dollar AS ini akan dilakukan selama lima tahun ke depan. Rencana ini dilakukan setelah Adani mendapatkan tender energi surya terbesar di dunia minggu lalu.

Solar Energy Corporation of India (SECI), badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk memberikan target 100 gigawatt tenaga surya di India untuk tahun 2022, memilih Adani Green dalam tender yang dirancang untuk memberikan dorongan bagi sektor manufaktur tenaga surya India. Menurut Wood Mackenzie, perusahaan konsultan yang fokus pada energi dan sumber daya, India membangun sekitar 9,5 gigawatt proyek tenaga surya baru tahun lalu. India menjadikan proyek dari Adani Green sebagai perusahaan penghasil produk tenaga surya yang signifikan untuk pasar secara keseluruhan.

Perusahaan di bawah naungan Adani Group ini akan membangun 2 gigawatt tambahan untuk kapasitas produksi sel dan modul dalam negeri sebagai bagian dari kesepakatan yang akan mulai beroperasi pada tahun 2022. Dua gigawatt pertama dari proyek ini akan mulai dibangun pada tahun 2022 dengan tiga potongan 2 gigawatt ditambahkan dalam masing-masing tiga tahunnya.

Proyek PLTS Adani akan dibangun di beberapa lokasi, salah satunya pengembangan koleksi situs tunggal dengan kapasitas 2 gigawatt yang menghubungkan Al-Dhafra di Abu Dhabi, salah satu proyek tenaga surya terbesar di dunia.

Juru bicara Adani Green mengatakan kepada Greentech Media bahwa pengembang akan membiayai setiap bagian 2 gigawatt untuk meningkatkan keuangan proyek saat konstruksi dimulai. Perusahaan kemudian akan membiayai kembali setelah pabrik beroperasi untuk menurunkan biaya modal. Beberapa proyek sudah menjalani dua hingga tiga tahun pekerjaan pengembangan. Harga dari proyek yang menang adalah 2,92 rupee per kilowatt-jam.

Awal tahun ini, Total, perusahaan energi asal Perancis mengambil 50 persen saham Adani Green sebesar 510 juta dollar AS. Dikutip dari Greentech Media, Ketua Grup Adani, Gautam Adani mengatakan bahwa Total sangat tertarik memperluas kemitraannya dengan Adani Green. Investor asing lainnya juga sedang dalam pertimbangan untuk bermitra dengan Adani. Adani mengambil langkah untuk bermitra dengan investor asing sebagai jalan untuk pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.

Jatuh Bangun Proyek Tenaga Surya di India

Terlepas dari ambisi besar pemerintah, pasar tenaga surya India goyah dalam beberapa tahun terakhir. Target pemerintah dari 175 gigawatt energi terbarukan pada tahun 2022 dipandang tidak realistis. Pada akhir 2019, menurut Wood Mackenzie, India baru memiliki sekitar 36 gigawatt energi terbarukan.

India terbilang gagal membangun sektor manufaktur Panel Surya lokal yang mampu bersaing dengan Cina. Selain itu, terdapat juga ketidakstabilan dalam sektor finansial. Ketika tender India jatuh ke level yang sangat rendah, perusahaan menegosiasikan kembali beberapa kontrak dengan harga yang lebih tinggi sehingga mengurangi kepercayaan investor. Ini semua terjadi di India sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Namun, penghargaan tender dari SECI kepada Adani Green menyelamatkan sektor ini. Sebagai permulaan, pemerintah India baru-baru ini mengatakan akan menyuntikkan 900 miliar rupee likuiditas.

Akankah sektor manufaktur surya di India berhasil?

Peserta lelang dalam tender 8 gigawatt harus berkomitmen untuk membangun kapasitas produksi Panel Surya lokal. Komitmen Adani untuk memberikan negara dorongan yang berkelanjutan masih harus dilihat. Menurut Shrestha, Analyst dari Wood Mackenzie, SECI telah melakukan beberapa upaya untuk memulai proses manufaktur domestik melalui tender tetapi gagal menarik investor yang cukup. Meskipun demikian, Shrestha mengatakan pemerintah telah menunjukkan bahwa adanya tekad pemerintah membangun rantai pasokan energi terbarukan lokal.

Pembangunan rantai pasokan energi terbarukan lokal ini akan membuka peluang kerja bagi masyarakat di India. Adani mengharapkan proyek ini akan menciptakan sebanyak 400.000 lapangan pekerjaan.

Kemenangan tender Adani memberikan keuntungan dalam meningkatkan produksi energi surya lokal. Menurut Shrestha, logistik, utilitas dan tagihan material mendorong biaya modul India lebih tinggi daripada modul Cina, sehingga dengan kapasitas besar ini, mereka akan dapat meningkatkan skala untuk penetapan harga yang lebih kompetitif.

India sudah mulai melihat adanya potensi dalam pemanfaatan energi surya pada bidang ekonomi. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, Indonesia juga memiliki potensi energi surya yang besar. Lalu, sudah seberapa besar langkah Indonesia dalam memanfaatkan tenaga surya? Jika Anda ingin mengetahuinya lebih jauh tim SolarKita terbuka untuk berbagi! Hubungi kami di www.SolarKita.com/contact

Written by Naura Nady Salsabila | 30 Jun 2020