Awal Mula dan Perkembangan Teknologi Panel Surya

Panel surya barangkali sudah cukup familiar di telinga Anda. Tetapi mungkin banyak dari Anda belum benar-benar tahu awal mula serta perkembangan teknologi panel surya itu sendiri. Siapa sebenarnya yang pertama kali datang dengan ide memanfaatkan energi dari cahaya matahari untuk dapat dijadikan energi yang digunakan sehari-hari?

 

Artikel kali ini akan membahas dengan lengkap beberapa versi awal dari teknologi panel surya itu sendiri. Termasuk memperkenalkan Anda kepada perkembangan teknologi energi terbarukan yang satu ini.

 

Terinspirasi dari proses fotosintesis

 

Bagi Anda yang belum tahu, proses kerja panel surya sendiri ternyata terinspirasi dari proses fotosintesis, sebuah proses pembentukan energi yang dilakukan oleh tanaman hijau dengan menggunakan cahaya matahari. Klorofil pada daun menyerap energi dari cahaya matahari dan memprosesnya untuk diubah menjadi glukosa, yakni zat makanan yang memberi energi pada tanaman tersebut.

 

Hal yang sama juga diterapkan pada panel surya. Pada panel-panel yang sudah diatur, energi matahari akan membuat elektron bergerak menelusuri lapisan konduktor dan menghasilkan energi listrik. Energi listrik dari panel-panel inilah yang digunakan untuk menghidupkan perangkat elektronik di rumah. Dengan begitu, berbagai pekerjaan rumah tangga dapat dilakukan dengan efisien.

 

Alexandre Edmond Becquerel, pencetus listrik surya

 

Penggagas yang mencetus tentang ide memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi listrik adalah Alexandre Edmond Becquerel. Becquerel hidup di Prancis pada abad ke-18. Di tahun 1839, Becquerel mencetuskan ide luar biasanya ini. Becquerel melakukan sebuah eksperimen penyinaran yang melibatkan dua elektroda.

 

Eksperimen ini menggunakan lebih dari satu spektrum cahaya yang lalu menghadirkan efek photovoltaic. Efek photovoltaic ini pada dasarnya adalah sebuah proses pembentukan energi listrik yang diproses dari cahaya. Sayangnya, eksperimen Becquerel ini dirasa belum sempurna karena energi listrik yang dihasilkan terlampau sedikit dan cepat habis saat digunakan.

 

Penemuan selenium oleh dua orang peneliti

Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya di tahun 1876, ada dua orang peneliti lain yang memperkuat hasil eksperimen milik Becquerel. Kedua peneliti ini adalah William Grylls Adams bersama muridnya Richards Evans Day. Keduanya melakukan eksperimen dengan menggunakan bahan selenium pada saat itu.

 

Menurut kedua peneliti ini, selenium dapat menghasilkan energi listrik apabila dialiri atau dipantulkan dengan sinar tertentu. Walau hasilnya masih saja sama dengan eksperimen milik Becquerel, yakni jumlah energi listrik yang sedikit, tetapi setidaknya mereka membuktikan bahwa cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan energi listrik dengan menggunakan metode tertentu.

 

Sel surya padat dari Albert Einstein

 

Di tahun 1904, ada nama besar lainnya yang juga meneliti tentang panel surya. Albert Einstein memberi nama hasil eksperimennya tersebut dengan istilah Efek Fotolistrik. Pada eksperimen ini, Einstein membuat sel solar dari benda padat. Namun, ia tidak sampai membuat panel surya itu sendiri.

 

Baru pada tahun 1941, peneliti lain bernama Russel Ohl yang dengan sepenuhnya mengembangkan teknologi panel surya itu sendiri. Ohl lalu mematenkan produknya tersebut. Itu sebabnya peneliti yang satu ini lalu dikenal dengan penemu teknologi panel surya. Struktur serta teknologi temuannya pun masih diaplikasikan sampai hari ini.

 

Perkembangan panel surya pada zaman modern

 

Lantas, seperti apa perkembangan teknologi panel surya kini? Panel surya semakin diprioritaskan untuk dikembangkan lebih jauh. Terlebih karena para peneliti sudah memprediksi bahwa Bumi akan mengalami krisis energi pada tahun 2060 mendatang. Itu sebabnya mereka kini berlomba-lomba mencari solusi energi alternatif yang bisa digunakan manusia. Salah satunya tentu saja teknologi panel surya ini.

 

Teknologi panel surya nantinya tidak akan digunakan sebagai pengganti listrik saja. Teknologi ini juga akan merambah aspek-aspek lainnya dalam kehidupan. Salah satunya adalah kendaraan-kendaraan yang Anda gunakan. Inovasi ini pun sudah mulai dilakukan secara bertahap di beberapa negara maju.

 

Jika sampai sudah merambah kendaraan, jangan kaget jika nantinya perkembangan teknologi panel surya juga akan merambah sampai ke perangkat teknologi Anda yang lain, bahkan pakaian yang Anda kenakan. Tujuannya untuk mengelola energi matahari secara optimal, tanpa bergantung pada energi dari fosil seperti minyak bumi.

 

Bahkan, bukan tidak mungkin teknologi panel surya juga akan berintegrasi dengan teknologi digital seperti internet, mengingat penelitian dan ilmu pengetahuan selalu berlomba menghasilkan temuan yang efisien dan efektif digunakan manusia. Kemajuan teknologi ini kedepannya pastinya akan membawa lebih banyak kemudahan bagi Anda juga. Maka dari itu, sudah saatnya bagi Anda untuk memasang panel surya atap demi keberlangsungan Bumi, sekaligus pemakaian listrik yang lebih hemat.

Written by Jeliana Gabrella S. | 11 Jan 2021