5 Tren Teknologi Pemanfaatan Energi Matahari pada 2021

Pandemi COVID-19 yang terjadi pada 2020 memaksa banyak sektor bisnis untuk beradaptasi. Hal yang sama juga dialami industri pemanfaatan energi matahari. Untuk pemasangan atap panel surya, misalnya, wajib mengimplementasikan protokol kesehatan dan keamanan yang lebih ketat. Kondisi ini sepertinya masih akan berlanjut hingga 2021 mengingat pandemi masih belum sepenuhnya selesai. Namun, walaupun di tengah pandemi sekali pun, bukan berarti pemanfaatan energi matahari akan berhenti. Sebaliknya, muncul sejumlah prediksi tren teknologi pemanfaatan energi solar yang akan mendominasi sepanjang 2021 ini.

1. Mobil bertenaga solar

Pemanfaatan energi solar tidak hanya bisa diaplikasikan pada atap bangunan, tetapi juga pada otomotif. Memanfaatkan tenaga matahari untuk beroperasi, mobil satu ini dilengkapi sel PV yang terpasang pada panel surya. Panel tersebut mengkonversi energi matahari menjadi listrik. Mesin mobil juga memiliki baterai untuk menyimpan energi tersebut.

Di Indonesia, mobil bertenaga solar mungkin belum begitu familiar. Namun, secara global, teknologi satu ini justru digadang akan menjadi salah satu tren pada 2021. Bahkan, muncul prediksi bahwa per 2023 nanti, penjualan mobil bertenaga solar akan mencapai angka US$329,5 juta. Angka tersebut juga diprediksi akan meningkat hingga US$4.087,6 juta sebelum 2030 nanti. Dari total angka tersebut, disebutkan bahwa Amerika Serikat akan memberikan kontribusi paling besar sebanyak US$138,5 juta pada 2023. Menyusul di belakangnya adalah Eropa dengan kontribusi US$1.675,1 juta sebelum 2030.

2. Energi bertenaga surya jadi semakin terjangkau

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak negara yang mengeluarkan kebijakan untuk mendukung pemanfaatan energi matahari. Alhasil, energi bertenaga surya pun jadi semakin terjangkau dan mudah diakses pada 2021 ini. Bahkan, sebetulnya hal tersebut sudah mulai terlihat sejak tahun lalu. Menurut International Energy Agency (IEA), energi bertenaga surya sukses menjadi sumber listrik yang relatif paling murah di sejumlah negara.

3. Permintaan tinggi untuk penyimpanan tenaga surya

Salah satu concern terhadap pemanfaatan energi matahari adalah tidak adanya pasokan sinar matahari yang cukup di saat kondisi-kondisi tertentu, misalnya listrik padam, badai, atau hujan deras. Kabar baiknya, tantangan tersebut dapat diatasi dengan solusi berupa penyimpanan tenaga surya. Permintaan terhadap teknologi tersebut pun diprediksi akan meningkat pada 2021 ini.

Produksi energi matahari yang berlebih akan disimpan dalam sistem penyimpanan. Lalu, saat sinar matahari sedang tidak muncul atau intensitasnya rendah, Anda bisa menggunakan pasokan energi matahari dari penyimpanan tersebut. Dengan kata lain, sistem penyimpanan ini bertindak sebagai backup atau cadangan.

4. Dimulainya proyek jalan raya dengan panel surya

Tren pemanfaatan energi bertenaga surya juga akan terlihat di jalan raya. Menurut sebuah studi, jalan raya ternyata menutupi sekitar 0,2% hingga 0,5% permukaan bumi. Persentase tersebut diprediksi dapat meningkat hingga 60% sebelum 2050 nanti. Bayangkan jika jalanan tersebut dimanfaatkan sebagai proyek panel surya, tentu akan ada banyak sekali jumlah energi yang akan dihasilkan.

Kabar baiknya, proyek jalan raya berpanel surya direncanakan akan berkembang pada 2021 ini. Menggunakan solar modules, jalanan beraspal nantinya dapat diubah menjadi panel surya untuk menghasilkan energi secara besar-besaran. Tiongkok menjadi negara pertama yang saat ini sedang dalam proses membuat jalan raya dengan panel surya.

5. Panel surya atap semakin diincar

Lalu, bagaimana dengan panel surya atap yang selama ini telah dimanfaatkan untuk menghasilkan energi matahari? Teknologi satu ini masih tetap akan diincar sepanjang 2021. Akan semakin banyak pemilik rumah atau bangunan yang memasang panel surya di atap mereka. Hal tersebut juga didukung dengan harga pemasangan yang diprediksi akan cenderung lebih terjangkau jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu.

Di Indonesia sendiri, pengembang sistem panel surya on-grid seperti SolarKita semakin gencar untuk membantu visi misi pemerintah dalam meningkatkan pengadaan energi terbarukan dalam bentuk panel surya atap. Bukan hanya karena manfaatnya bagi lingkungan saja, panel surya atap juga mampu menghemat biaya listrik selama 25 tahun kedepannya. Sebuah investasi tepat bagi kebutuhan rumah tangga.

Seiring meningkatnya populasi dan kecanggihan teknologi, kebutuhan akan energi di dunia pun turut meningkat. Sebagai salah satu bentuk energi terbarukan, pemanfaatan energi matahari dapat menjadi solusi efektif dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Industri tenaga surya masih akan terus berkembang secara global. Selain tren-tren yang disebutkan di atas, bukan tidak mungkin akan muncul berbagai inovasi tenaga surya lain pada 2021 ini.

Written by Biru Cahya Imanda | 10 Feb 2021