Update: Bagaimana Target Indonesia dalam Transisi ke Energi Terbarukan?

Transisi Indonesia menuju energi terbarukan masih menghadapi berbagai tantangan dan perkembangan yang menarik. Laporan terbaru "Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2025" yang dirilis oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, perkembangan transisi energi di Indonesia mengalami stagnasi. Salah satu indikasi dari hal ini adalah revisi Kebijakan Energi Nasional yang menurunkan target pencapaian energi terbarukan dari 23% menjadi 17-19% pada tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada hambatan dalam mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Meskipun demikian, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil, Presiden Prabowo Subianto menyatakan komitmen Indonesia untuk menghentikan penggunaan energi fosil dalam 15 tahun ke depan, yaitu pada tahun 2040. Komitmen ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk lebih serius dalam mewujudkan transisi energi yang lebih cepat dan berkelanjutan. Namun, implementasi kebijakan ini masih memerlukan strategi konkret serta dukungan dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Dari perspektif ekonomi, Rachmat Kaimuddin, Deputi 3 Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, menyoroti bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi besar dalam pemanfaatan sumber energi terbarukan. Ia menyebutkan bahwa hilirisasi industri hijau dan pengembangan ekosistem energi bersih dapat menjadi pilar strategis dalam mengakselerasi transisi energi. Dengan adanya dukungan investasi dan kebijakan yang berpihak pada energi terbarukan, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemimpin dalam industri energi hijau di kawasan Asia Tenggara.

Namun, tantangan dalam mencapai target transisi energi masih cukup besar. Anindita Hapsari, Analis Agrikultur, Kehutanan, Penggunaan Lahan, dan Perubahan Iklim IESR, menekankan bahwa selama sembilan tahun terakhir, Indonesia belum berhasil mencapai target energi terbarukan yang telah ditetapkan. Faktor utama yang menjadi kendala adalah kurangnya komitmen politik serta peraturan dan tata kelola yang belum sepenuhnya mendukung pengembangan energi bersih. Tanpa adanya reformasi kebijakan yang lebih tegas, transisi energi di Indonesia akan sulit berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.

Untuk mencapai target yang lebih ambisius, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Investasi dalam teknologi energi terbarukan, reformasi regulasi yang mendukung, serta edukasi masyarakat mengenai pentingnya energi bersih menjadi langkah-langkah yang krusial. SolarKita hadir sebagai mitra terpercaya dalam membantu masyarakat dan bisnis beralih ke energi surya. Jika Anda ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai pemasangan PLTS Atap, silakan klik logo WhatsApp di bagian kanan bawah untuk terhubung dengan konsultan SolarKita.

Sumber: https://iesr.or.id/ieto-2025-status-dan-perkembangan-transisi-energi-indonesia/

 

Written by Dwita Rahayu Safitri | 13 Feb 2025