Sumber Penyumbang Polusi Terbesar Tahun Ini di Indonesia

Indonesia, sebagai negara berkembang dengan populasi yang besar dan ekonomi yang terus tumbuh, menghadapi tantangan besar dalam mengelola polusi. Polusi udara menjadi perhatian utama, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, di mana kualitas udara semakin memburuk. Laporan terbaru menunjukkan bahwa ada beberapa sumber utama penyumbang polusi terbesar di Indonesia tahun ini. Artikel ini akan membahas faktor-faktor utama tersebut serta dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

1. Pembakaran Bahan Bakar Fosil dari Transportasi

Sektor transportasi di Indonesia, khususnya di perkotaan besar, merupakan salah satu penyumbang terbesar polusi udara. Penggunaan kendaraan bermotor yang sangat tinggi, terutama kendaraan pribadi, menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca dan partikel-partikel berbahaya seperti PM2.5 dan PM10. Polutan-polutan ini sangat berbahaya bagi kesehatan, menyebabkan masalah pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan memperburuk kualitas udara.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), emisi kendaraan bermotor menyumbang lebih dari 50% polusi udara di wilayah perkotaan. Jakarta, sebagai ibu kota dengan jumlah kendaraan bermotor yang mencapai jutaan, menjadi salah satu kota dengan tingkat polusi tertinggi di Asia Tenggara.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbasis Batubara

Indonesia masih sangat bergantung pada batubara sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batubara merupakan salah satu kontributor utama polusi udara di Indonesia. Pembakaran batubara menghasilkan emisi sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel halus yang berkontribusi pada pencemaran udara dan hujan asam.

Menurut data dari Greenpeace Indonesia, sekitar 60% energi listrik di Indonesia dihasilkan dari PLTU berbasis batubara. Emisi yang dihasilkan oleh PLTU ini tidak hanya berdampak pada lingkungan lokal, tetapi juga mempengaruhi kualitas udara di wilayah yang lebih luas.

3. Industri Pengolahan dan Pabrik

Industri pengolahan, termasuk pabrik-pabrik manufaktur, pabrik kimia, dan pabrik pengolahan logam, menjadi salah satu penyumbang utama polusi udara di Indonesia. Pabrik-pabrik ini menghasilkan berbagai emisi berbahaya, termasuk karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), dan partikel debu yang berbahaya bagi kesehatan.

Di kawasan industri seperti Cikarang dan Karawang, polusi udara dari sektor industri telah meningkat signifikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Data dari Asian Development Bank (ADB) menunjukkan bahwa sektor industri menyumbang sekitar 20-25% dari total emisi polusi udara di Indonesia, membuatnya menjadi salah satu sektor paling berkontribusi terhadap degradasi kualitas udara.

4. Pembakaran Lahan dan Kebakaran Hutan

Pembakaran lahan dan kebakaran hutan, terutama di Sumatera dan Kalimantan, telah menjadi masalah tahunan yang berdampak besar pada polusi udara. Aktivitas ini sebagian besar dipicu oleh pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan pertanian. Asap dari pembakaran ini mengandung partikel-partikel halus yang mencemari udara, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga menyebar ke negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa kebakaran hutan dan lahan tahun ini meningkat signifikan akibat musim kemarau panjang dan faktor manusia. Polusi udara yang disebabkan oleh kebakaran hutan ini menciptakan fenomena kabut asap yang membahayakan kesehatan, terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

5. Aktivitas Pertambangan

Pertambangan, khususnya tambang batubara dan mineral, merupakan sumber polusi yang signifikan di Indonesia. Selain merusak ekosistem alam, aktivitas ini juga menyebabkan polusi udara melalui debu dan emisi dari alat-alat berat yang digunakan dalam proses penambangan. Tambang-tambang terbuka yang ada di Kalimantan dan Sumatera menyebabkan polusi partikel yang dapat terhirup oleh masyarakat sekitar, berisiko terhadap kesehatan mereka.

Laporan dari Environmental Science and Technology menunjukkan bahwa sektor pertambangan menyumbang sekitar 10-15% dari total emisi partikel di Indonesia, menjadikannya salah satu kontributor signifikan terhadap polusi udara.

Dampak Polusi terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Polusi udara di Indonesia telah menyebabkan berbagai dampak negatif, baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara adalah salah satu penyebab utama penyakit pernapasan dan kematian dini di Indonesia. Selain itu, polusi udara juga berdampak pada produktivitas ekonomi, mengingat meningkatnya jumlah orang yang harus dirawat di rumah sakit akibat penyakit yang disebabkan oleh kualitas udara yang buruk.

Lingkungan juga terpengaruh oleh polusi udara, di mana emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) berkontribusi terhadap perubahan iklim. Peningkatan suhu global, perubahan pola cuaca, serta penurunan kualitas air dan tanah adalah beberapa dampak yang dihasilkan oleh polusi ini.

Kesimpulan

Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mengelola sumber-sumber polusi yang ada, terutama dari sektor transportasi, industri, pembangkit listrik berbasis batubara, dan kebakaran hutan. Upaya untuk mengurangi polusi membutuhkan langkah-langkah strategis, seperti pengembangan energi terbarukan, peningkatan transportasi publik yang ramah lingkungan, serta penegakan hukum yang lebih ketat terkait pembakaran lahan dan emisi industri. Jika tidak segera ditangani, dampak polusi terhadap kesehatan dan lingkungan akan semakin parah di masa depan.

Sumber:

  • Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
  • Greenpeace Indonesia
  • Asian Development Bank (ADB)
  • Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
  • Environmental Science and Technology
  • Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

 

Written by Dwita Rahayu Safitri | 24 Oct 2024