SGP Percepat Penghentian Diesel dan Alih ke Bahan Bakar Rendah Karbon

Singapura, sebuah negara kota yang dikenal dengan kebijakan lingkungannya yang progresif, kembali menunjukkan komitmennya untuk memerangi perubahan iklim dengan mempercepat rencana penghentian penggunaan diesel dan beralih ke bahan bakar rendah karbon. Kebijakan ini sejalan dengan tujuan jangka panjang Singapura untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emissions) pada tahun 2050.

Sebagai salah satu pusat perdagangan dan transportasi terbesar di Asia Tenggara, keputusan Singapura untuk mempercepat transisi dari diesel ke bahan bakar rendah karbon tidak hanya berpengaruh terhadap lingkungan, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada pasar energi dan transportasi regional.

Langkah Konkret Penghentian Diesel

Singapura telah mengumumkan rencana untuk mempercepat penghentian penggunaan kendaraan diesel pada tahun 2030, lima tahun lebih awal dari rencana semula. Pemerintah Singapura telah menetapkan bahwa mulai tahun 2025, semua kendaraan baru yang dijual di negara tersebut harus berupa kendaraan listrik atau kendaraan yang menggunakan bahan bakar rendah karbon lainnya. Langkah ini merupakan bagian dari rencana Singapura untuk menghapuskan sepenuhnya kendaraan diesel, termasuk bus umum dan taksi.

Dalam pernyataan resmi, Otoritas Transportasi Darat Singapura (Land Transport Authority) menyebutkan bahwa semua bus umum yang saat ini menggunakan diesel akan diganti dengan bus listrik atau berbahan bakar hidrogen pada tahun 2040. Selain itu, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan infrastruktur pengisian daya untuk kendaraan listrik (EV) di seluruh pulau, dengan target 60.000 titik pengisian daya pada tahun 2030.

Beralih ke Bahan Bakar Rendah Karbon

Untuk menggantikan diesel, Singapura sedang mengadopsi berbagai alternatif bahan bakar rendah karbon. Salah satu inisiatif utama adalah promosi penggunaan kendaraan listrik dan hidrogen. Kendaraan listrik telah terbukti menjadi solusi yang efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, sementara hidrogen dianggap sebagai bahan bakar masa depan yang bersih karena hanya menghasilkan uap air sebagai produk sampingan ketika digunakan.

Selain itu, Singapura juga mendorong penggunaan bahan bakar biofuel dan bahan bakar sintetis (e-fuels) yang dihasilkan dari sumber daya terbarukan. Bahan bakar ini memiliki potensi untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan karena diproduksi dari bahan mentah organik yang menyerap CO2 selama proses pertumbuhan, sehingga menciptakan siklus karbon yang lebih seimbang.

Manfaat dan Tantangan Percepatan Transisi

  • Manfaat:
  1. Pengurangan Emisi Karbon: Dengan mempercepat penghentian diesel dan beralih ke bahan bakar rendah karbon, Singapura dapat secara signifikan mengurangi emisi karbonnya. Ini tidak hanya membantu dalam mencapai target emisi nol bersih tetapi juga berkontribusi pada upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.
  2. Peningkatan Kualitas Udara: Pengurangan penggunaan diesel akan secara langsung mengurangi emisi partikel dan polutan lainnya yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Ini akan meningkatkan kualitas udara di Singapura dan mengurangi risiko kesehatan terkait, seperti asma dan penyakit pernapasan lainnya.
  3. Penciptaan Peluang Ekonomi Baru: Transisi ke bahan bakar rendah karbon menciptakan peluang baru dalam sektor teknologi hijau dan energi terbarukan. Singapura berpotensi menjadi pusat inovasi regional dalam pengembangan dan penerapan teknologi bahan bakar rendah karbon.
  • Tantangan:
  1. Biaya dan Investasi Awal: Peralihan dari diesel ke bahan bakar rendah karbon memerlukan investasi besar dalam infrastruktur baru, seperti stasiun pengisian daya listrik dan fasilitas produksi hidrogen. Pemerintah perlu mencari cara untuk mengatasi tantangan biaya ini, termasuk melalui insentif bagi sektor swasta.
  2. Teknologi dan Kesiapan Infrastruktur: Teknologi untuk bahan bakar rendah karbon, terutama hidrogen, masih dalam tahap pengembangan dan belum sepenuhnya diadopsi di pasar. Singapura perlu memastikan kesiapan infrastruktur dan teknologi yang memadai untuk mendukung transisi ini.
  3. Kesadaran dan Penerimaan Publik: Meskipun ada banyak manfaat, peralihan ke bahan bakar rendah karbon membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat. Edukasi dan kampanye kesadaran yang efektif diperlukan untuk mendorong penerimaan publik terhadap kendaraan listrik dan bahan bakar alternatif lainnya.

Masa Depan Transportasi Berkelanjutan di Singapura

Keputusan Singapura untuk mempercepat penghentian penggunaan diesel dan beralih ke bahan bakar rendah karbon mencerminkan komitmen kuat negara ini terhadap keberlanjutan. Ini juga menegaskan posisi Singapura sebagai pemimpin di kawasan Asia Tenggara dalam hal inovasi lingkungan dan kebijakan hijau.

Dalam beberapa tahun mendatang, diharapkan bahwa langkah-langkah ini akan semakin mempercepat transisi Singapura ke sistem transportasi yang lebih bersih dan efisien. Dengan infrastruktur yang mendukung dan kesadaran publik yang meningkat, Singapura memiliki potensi untuk menjadi model bagi negara-negara lain yang ingin mengadopsi pendekatan serupa menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Sumber:

  • Land Transport Authority Singapore - Towards a Greener Future
  • Ministry of Sustainability and the Environment Singapore - Climate Action in Singapore
  • The Straits Times - Singapore to Phase Out Diesel Vehicles by 2030

 

Written by Dwita Rahayu Safitri | 27 Sep 2024