Prediksi Indonesia Mengenai Energi Terbarukan dalam Lima Tahun ke Depan

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan. Sumber daya alam yang melimpah, seperti sinar matahari, angin, air, dan panas bumi, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan prospek energi bersih yang menjanjikan. Dalam lima tahun ke depan, Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan signifikan dalam penggunaan energi terbarukan, meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi. Berikut ini adalah prediksi perkembangan energi terbarukan di Indonesia dalam lima tahun mendatang.

1. Peningkatan Kapasitas Energi Terbarukan Secara Signifikan

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius dalam hal energi terbarukan. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Indonesia menargetkan bahwa pada tahun 2025, 23% dari total energi primer nasional akan berasal dari sumber energi terbarukan. Pada 2021, capaian energi terbarukan baru sekitar 11,2% dari bauran energi nasional. Namun, dengan berbagai kebijakan dan upaya yang terus diperkuat, Indonesia diperkirakan akan mampu meningkatkan kapasitas energi terbarukan secara signifikan dalam lima tahun ke depan.

Tenaga panas bumi dan tenaga air diharapkan menjadi pendorong utama dalam pencapaian target tersebut. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia, dengan kapasitas lebih dari 23.000 MW. Sumber energi ini akan terus dikembangkan dengan beberapa proyek besar yang sudah dalam tahap perencanaan dan pembangunan.

2. Pengembangan Energi Surya yang Lebih Masif

Energi surya diprediksi akan menjadi salah satu sektor energi terbarukan yang berkembang pesat di Indonesia dalam lima tahun mendatang. Dengan posisi geografis yang berada di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki potensi energi surya yang sangat besar. Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) memperkirakan bahwa Indonesia dapat menghasilkan lebih dari 207 GW dari energi surya.

Pemerintah telah menginisiasi beberapa program untuk memaksimalkan potensi ini, seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di sektor rumah tangga, bisnis, dan pemerintahan. Salah satu proyek besar yang sedang digarap adalah PLTS Terapung Cirata, yang diperkirakan akan menjadi PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 145 MW dan siap beroperasi pada 2024. Proyek ini menjadi bagian dari upaya Indonesia untuk meningkatkan bauran energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

3. Percepatan Pemanfaatan Energi Angin dan Biomassa

Selain energi surya, tenaga angin dan biomassa juga diprediksi akan mengalami pertumbuhan signifikan. Di beberapa daerah, terutama di wilayah Nusa Tenggara, Sulawesi, dan pantai selatan Pulau Jawa, Indonesia memiliki potensi angin yang cukup besar. PLTB Sidrap di Sulawesi Selatan, yang merupakan proyek pembangkit listrik tenaga angin pertama dan terbesar di Indonesia, telah membuktikan bahwa energi angin dapat dimanfaatkan secara efektif di negara ini.

Selain itu, sektor biomassa juga akan terus berkembang. Indonesia memiliki sumber biomassa yang melimpah dari limbah pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Pada 2020, Kementerian ESDM menyatakan bahwa biomassa memiliki potensi energi sekitar 32,6 GW. Dalam lima tahun ke depan, pemanfaatan biomassa diprediksi akan semakin diintensifkan, terutama untuk mendukung listrik pedesaan dan wilayah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik konvensional.

4. Komitmen Terhadap Transisi Energi dan Pengurangan Emisi Karbon

Dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26), Indonesia menyampaikan komitmennya untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2060, atau lebih cepat jika didukung oleh bantuan internasional. Dalam lima tahun ke depan, Indonesia diprediksi akan semakin mempercepat langkah-langkah untuk transisi energi ini. Peta Jalan Indonesia's Net-Zero Emission menyebutkan bahwa peningkatan investasi dalam energi terbarukan, penghentian bertahap pembangkit listrik tenaga batu bara, dan peningkatan efisiensi energi menjadi bagian penting dari strategi tersebut.

Selain itu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga telah mengumumkan rencana untuk menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru dan menggantinya dengan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Dalam lima tahun ke depan, kita akan melihat lebih banyak proyek energi terbarukan yang diluncurkan sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon.

5. Tantangan Infrastruktur dan Pendanaan

Meski prospek energi terbarukan di Indonesia sangat menjanjikan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam lima tahun ke depan. Salah satu tantangan utama adalah infrastruktur yang belum sepenuhnya mendukung transisi energi ini. Kapasitas jaringan listrik, terutama di daerah terpencil dan kepulauan, masih menjadi kendala besar untuk integrasi energi terbarukan secara penuh. Selain itu, investasi besar-besaran diperlukan untuk membangun infrastruktur penyimpanan energi seperti baterai dan sistem jaringan pintar (smart grid).

Tantangan lainnya adalah masalah pendanaan. Proyek-proyek energi terbarukan membutuhkan investasi jangka panjang dan sering kali mahal di awal. Dukungan keuangan internasional dan insentif pemerintah akan sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan transisi energi ini.

6. Dukungan Kebijakan dan Investasi

Pemerintah Indonesia terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mendorong investasi di sektor energi terbarukan. Salah satu kebijakan penting adalah tarif pembelian listrik energi terbarukan yang kompetitif melalui feed-in tariff. Selain itu, Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Kebijakan Energi Nasional menjadi pedoman utama dalam memprioritaskan pengembangan energi terbarukan. Dalam lima tahun ke depan, dukungan kebijakan ini diharapkan semakin kuat dan memberikan kepastian bagi para investor untuk menanamkan modal di sektor energi bersih.

Dalam lima tahun mendatang, energi terbarukan di Indonesia diprediksi akan mengalami perkembangan signifikan seiring dengan komitmen pemerintah terhadap pengurangan emisi dan transisi energi bersih. Peningkatan kapasitas tenaga surya, panas bumi, angin, dan biomassa akan menjadi fokus utama dalam upaya mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Meskipun masih ada tantangan seperti infrastruktur dan pendanaan, dengan dukungan kebijakan yang tepat dan partisipasi sektor swasta, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pemimpin dalam energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.

Referensi:

  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), "Potensi Energi Terbarukan Indonesia," https://www.esdm.go.id.
  • Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), "Pengembangan Tenaga Surya di Indonesia," https://aesi.or.id.

 

Written by Dwita Rahayu Safitri | 07 Oct 2024