- Our Contribution:
- CO2 Avoided Kg =
Mengenal Apa Itu Carbon Trading dan Dampaknya dalam Pengurangan Emisi
Pernah dengar istilah carbon trading? Mungkin istilah carbon trading masih cukup asing di telinga sebagian besar orang saat ini, walaupun memang bukanlah sesuatu yang baru saja dicetuskan. Carbon trading sudah menjadi topik perbincangan yang hangat sejak lama, bahkan sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk menemukan manfaat carbon trading secara mendetail.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan carbon trading? Apa manfaatnya dan apa saja kelebihan yang bisa didapatkan dengan melakukan carbon trading? Lalu, mengapa carbon trading menjadi hal yang penting saat ini? Pertanyaan-pertanyaan ini akan terjawab melalui ulasan yang sudah dirangkum SolarKita khusus untuk Anda.
1. Pengertian Carbon Trading
Secara garis besar, carbon trading yang dikenal sebagai carbon emissions trading (perdagangan emisi karbon) merupakan kompensasi yang diberikan oleh negara-negara industri maju atau negara-negara penghasil karbon untuk membayar kerusakan lingkungan akibat produksi asap karbon dioksida (CO2). Pembayaran ini diberikan kepada negara pemilik hutan atau negara yang menjadi penyerap karbon.
Mekanisme carbon trading saat ini menjadi solusi bagi beberapa negara maju untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Perdagangan karbon memungkinkan negara pemegang izin mengeluarkan karbon dioksida. Carbon trading saat ini menjadi strategi utama dalam upaya Uni Eropa untuk memperlambat perubahan iklim. Perdagangan emisi biasanya dilakukan dengan menetapkan batas kuantitatif emisi yang dihasilkan oleh penghasil emisi. Dasar ekonomi yang digunakan untuk perdagangan emisi berhubungan dengan konsep hak properti, sementara bentuk dari izin perdagangan ini adalah pengurangan emisi karbon sebagai upaya untuk mengurangi adanya perubahan iklim ekstrim di masa depan.
2. Cara Kerja Carbon Trading
Upaya negara-negara maju dalam mengurangi emisi ternyata dapat dilakukan dengan membayar pengembangan skema penurunan karbon di negara-negara berkembang, salah satu caranya yakni dengan carbon trading. Namun, efektivitas skema ini masih dipertanyakan karena adanya penelitian yang menunjukkan bahwa beberapa negara justru menciptakan lebih banyak emisi daripada tingkat emisi yang berhasil dikurangi. Skema cap and trade yang terjadi di tingkat regional, nasional, dan internasional, pun masih menetapkan batas jumlah emisi yang diperbolehkan dari sumber yang ditetapkan.
Kejadian ini juga melingkupi industri tenaga listrik, otomotif, dan pesawat terbang. Pemerintah pun akan mengeluarkan perizinan sesuai dengan batasan yang sudah disepakati. Akhirnya, perizinan inilah yang kemudian akan diberikan secara gratis atau dilelang kepada perusahaan di sektor industri. Jika sebuah perusahaan membatasi produksi emisi karbonnya sendiri secara signifikan, ia dapat memperdagangkan izin berlebih di pasar karbon dengan uang tunai. Jika tidak dapat membatasi emisinya, maka perusahaan tersebut harus membeli izin tambahan. Skema ini sudah aktif dan sedang berjalan di Uni Eropa dan di beberapa wilayah di Amerika Serikat. Besar kemungkinan carbon trading akan berlaku di Indonesia di waktu mendatang.
3. Apa Saja Keuntungannya
Skema carbon trading ini terbukti sangat efektif dalam mengatasi masalah lingkungan di masa lalu, dengan perdagangan izin untuk emisi sulfur dioksida yang ternyata mampu membantu mengurangi potensi hujan asam di beberapa negara, salah satunya Amerika Serikat. Hal yang menjadi daya tarik besar bagi pemerintah yang peduli dengan pembatasan produksi CO2 adalah fakta bahwa perdagangan karbon jauh lebih mudah diterapkan daripada peraturan langsung yang menghabiskan biaya cukup mahal serta pajak karbon yang kurang populer di kalangan masyarakat.
Jika skema pembatasan dan perdagangan regional dapat digabungkan secara global ditambah dengan harga karbon yang kompetitif, carbon trading bisa menjadi metode yang cepat dan efektif untuk membantu dekarbonisasi dunia tanpa menimbulkan kerugian yang besar.
4. Kerugian yang Timbul
Meski dianggap menguntungkan, carbon trading tetap memiliki dampak negatif. Salah satunya adalah kesulitan dalam menciptakan pasar untuk komoditas yang tidak memiliki nilai intrinsik, seperti karbon dioksida. Sebuah negara perlu menonjolkan kelangkaan sebagai nilai jual dan mengawasi secara ketat perihal hak untuk mengeluarkan emisi agar bisa diperdagangkan dengan baik. Dalam skema carbon trading terbesar di dunia, campur tangan politik telah memberi pengaruh besar, salah satunya memberikan izin secara gratis yang akhirnya menyebabkan jatuhnya harga dan tidak ada pengurangan emisi yang efektif.
Masalah lainnya adalah adanya perdagangan izin penggantian kerugian yang diperoleh dari pembayaran pengurangan polusi di negara-negara miskin. Peran dan efektivitas perizinan ini dalam mengurangi emisi karbon masih dipertanyakan. Begitu pula dengan potensi keberhasilan skema pembatasan dan perdagangan yang semakin berkurang seiring dijalankannya carbon trading.
Carbon trading memang masih menjadi praktik yang menimbulkan tanda tanya. Namun, ini menjadi tanda bahwa kita sebagai umat manusia sudah melangkah lebih maju dan lebih peduli terhadap keberlangsungan Bumi kita. Semoga ke depannya carbon trading bisa diperbaharui lagi menjadi praktik yang mampu mengurangi tingkat emisi di Bumi.
Written by Deslita | 08 Feb 2024