Ketahui 6 Langkah yang Sudah Dilakukan Indonesia untuk Menekan Global Warming

Pemanasan global atau global warming merupakan fenomena yang terjadi akibat akumulasi gas rumah kaca di atmosfer sehingga memerangkap radiasi gelombang panjang matahari yang akhirnya meningkatkan suhu atmosfer. Global warming adalah masalah yang dihadapi oleh seluruh masyarakat dunia tanpa terkecuali. Pemerintah dan berbagai pihak di Indonesia pun berusaha untuk menekan global warming dengan melakukan beragam upaya seperti ulasan berikut.

 

Green Bond (Green Sukuk) untuk Investasi Proyek Ramah Lingkungan

Dalam rangkaian pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF – World Bank di Bali pada pertengahan Oktober 2018, isu lingkungan hidup menjadi salah satu pembahasan penting. Dan pada pembahasan isu lingkungan hidup tersebut diluncurkan pula instrumen pembiayaan (investasi) yang ramah lingkungan, yakni Green Bond atau Green Sukuk.

Green bond diprakarsai pertama kali serta dihadirkan di Indonesia karena menurut Arunma Oteh (Wakil Presiden World Bank Treasury), dunia sedang berkonsentrasi pada proyek yang berbasis ketersinambungan (sustainability), utamanya pada tema lingkungan hidup. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, bahwa tantangan bagi masyarakat dunia adalah mengatur langkah agar pembangunan selaras dengan upaya pelestarian lingkungan.

Penerbitan Green bond senilai 1,25 miliar USD pada bulan Maret 2018 mencatatkan Indonesia sebagai pioneer penerbitan obligasi hijau di kawasan Asia Tenggara. Green bond sendiri dalam pelaksanaannya dimanfaatkan untuk modal penunjang aspek pembangunan yang ramah lingkungan.

 

28 November sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia

Pada tahun 2008, Presiden Republik Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 24 tahun 2008, yang berisi penetapan Hari Menanam Pohon Indonesia pada tanggal 28 November. Seperti yang kita tahu, kegiatan menanam pohon sangat berguna untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menambah tutupan vegetasi guna menanggulangi pemanasan global. Oleh sebab itu, Presiden RI pada hari Menanam Pohon Indonesia menganjurkan agar setiap masyarakat Indonesia menanam setidaknya satu pohon setiap 28 November.

 

Program Kampung Iklim (ProKlim)

Pada tahun 2012, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19/ tahun 2012, dibentuk program yang berupaya untuk adaptasi serta mitigasi perubahan iklim di banyak lokasi, program ini dinamakan ProKlim atau Program Kampung Iklim. Program yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup berskala nasional ini berusaha untuk mendorong keaktifan masyarakat dan semua pihak dalam pelaksanaan meningkatkan ketahanan (kampung lokasi program) terhadap dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global (global warming), serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

ProKlim dapat dilaksanakan dan dikembangkan pada setidaknya wilayah setingkat dusun atau dukuh atau RW hingga tingkat desa/kelurahan. Beberapa contoh upaya dalam ProKlim yakni pengendalian kekeringan, banjir serta longsor; peningkatan ketahanan pangan; pengelolaan sampah, limbah padat dan limbah cair; budidaya pertanian; peningkatan tutupan vegetasi; dan pencegahan serta penanggulangan kebakaran lahan dan hutan.

 

SRI-KEHATI oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia

Indeks (investasi) SRI-KEHATI pada tahun 2009 diluncurkan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Tujuannya mengajak investor pasar modal untuk melirik saham-saham yang berperan secara kinerja fundamental ramah terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik. Cyril Noerhadi, Ketua Yayasan KEHATI, menyatakan bahwa SRI-KEHATI bertujuan mendorong investor untuk mulai perhatian pada kinerja suatu emiten (penerbit efek) di pasar modal BEI, dengan melihat dari tingkat keramahan kinerja emiten terhadap lingkungan hidup.

SRI-KEHATI terdiri dari 25 emiten yang sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan dan masih berkembang dan dievaluasi tiap enam bulan. Indeks SRI-KEHATI tidak jauh berbeda dengan Green Bond atau Green Sukuk pada 2018.

 

iGrow oleh PT iGrow Resources Indonesia

Investasi ramah lingkungan juga tersedia pada platform elektronik, yakni iGrow. Platform ini menghubungkan petani lokal, lahan yang belum diberdayakan secara optimal, dan investor tanam untuk sama-sama menghasilkan produk pertanian organik dengan kualitas tinggi. Dikembangkan oleh PT iGrow Resources Indonesia, iGrow bertujuan untuk menciptakan ketahanan pangan yang juga dapat diakses bagi semua manusia di bumi secara merata dan adil.

Cara kerja platform ini cukup sederhana bagi investor penanaman, mulai dari membeli bibit, memantau perkembangan tanaman investasi, menjual hasil panen, dan membagi hasil dari penjualan tersebut.

iGrow bisa dibilang sebagai salah satu bentuk investasi paling konkret untuk menekan perubahan iklim yang disebabkan oleh global warming. Pasalnya, iGrow menyediakan fasilitas Sertifikat Kepemilikan Pohon (SKP) yang berisi informasi jenis pohon, lokasi pohon, jumlahnya, dan pengelola pohon yang disponsori oleh investor. Hal ini bersifat sosial dan juga komersial. Kini iGrow berhasil mempekerjakan setidaknya 2.200 petani di 1.197 hektare lahan. iGrow juga menjadi sumber pendapatan baik bagi para petani, pemilik lahan maupun investor penanaman.

 

Earth Hour Indonesia

Tiap akhir bulan Maret, sejak tahun 2009 di Indonesia diadakan sebuah kampanye inisiasi publik dunia untuk menerapkan gaya hidup hemat energi, yakni dengan mematikan lampu serta alat elektronik yang tidak terpakai selama setidaknya satu jam. Kampanye Earth Hour di dunia diinisiasi oleh World Wildlife Foundation (WWF), organisasi internasional di bawah naungan PBB. Kampanye yang mengajak seluruh masyarakat ini bertujuan untuk menerapkan gaya hidup hemat energi demi mengatasi perubahan iklim akibat pemanasan global (global warming).

Pada 24 Maret 2018, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, dilaksanakan Earth Hour Indonesia 2018.  Ratusan orang berkumpul dan beraktivitas bersama di sana selama prosesi Earth Hour 2018, yakni mematikan lampu dan alat elektronik selama 60 menit. Tidak ketinggalan acara diisi dengan kegiatan bersama seperti night run dan night cycling. Kampanye hemat energi yang melibatkan masyarakat dunia secara keseluruhan ini didukung juga oleh PLN Disjaya.

Earth Hour pertama kali dilaksanakan di Sydney, Australia pada tahun 2007 oleh WWF. Sedangkan di Indonesia yang diadakan setiap tahun sejak tahun 2009, berkonsentrasi di Jawa dan Bali. Pasalnya, 78% konsumsi listrik Indonesia terkonsentrasi di Jawa dan Bali, terlebih 68% konsumen listrik Indonesia juga berada di Jawa dan Bali.

 

Perlu diingat bahwa Earth Hour Indonesia dengan logo “60+” berbeda dari pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN di Indonesia. Mengapa demikian? Karena kampanye dunia ini bertujuan mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan gaya hidup menjadi gaya hidup hemat energi dengan partisipasi yang aktif. Partisipasi aktif yang dimaksud adalah bisa dilakukan kapan saja, oleh siapa saja, dimana saja, sesering mungkin dan tak perlu menunggu orang lain atau momen tertentu.

 

Written by Muhammad Ghalib Adhiprawira | 04 Dec 2018