Kapan Panel Surya dapat Menghasilkan Daya Maksimal?

Banyak cara untuk mengurangi dampak pemanasan global dan melestarikan lingkungan. Salah satunya adalah dengan menggunakan panel surya untuk membangkitkan tenaga listrik. Berbeda dari energi batu bara yang melalui proses pembakaran sehingga menghasilkan emisi, tidak begitu halnya dengan panel surya. Tentunya ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar panel surya bisa menghasilkan daya maksimal. Apa sajakah faktor tersebut? Berikut beberapa di antaranya.

1. Suhu udara di siang dan malam hari memengaruhi

Suhu udara sangat mempengaruhi kinerja panel surya. Apabila mendapatkan suhu yang cukup, panel surya akan menghasilkan efisiensi maksimal, begitu pula sebaliknya. Bila suhu udara terlalu tinggi atau rendah, maka efisiensi panel surya pun berkurang. Idealnya, untuk menghasilkan daya maksimal, suhu yang diperlukan adalah 25 derajat Celcius. Rata-rata suhu di Indonesia mencapai 25-35 derajat Celcius dan perbedaan suhu ini bisa mengurangi daya efisiensi sebesar 10%. Untuk mengatasinya, Anda harus memasang panel surya di tempat dengan ruangan bersuhu udara cukup. Usahakan ruang tersebut memiliki sirkulasi udara mencukupi. Hal ini bertujuan agar daya yang dihasilkan panel surya menjadi cukup saat suhu meninggi.

2. Siang hari saat intensitas matahari maksimal

Sesuai namanya, panel surya akan bekerja bila peranti yang digunakan mendapatkan intensitas dari sinar matahari langsung. Semakin besar mendapatkan intensitas matahari, maka akan semakin besar pula kinerja panel surya ini. Idealnya, intensitas penyinaran terbaik untuk menghasilkan daya maksimal panel surya adalah kurang lebih selama lima jam. Untuk mendapatkan intensitas matahari yang cukup, panel surya pun harus dipasang sesuai letak geografis suatu wilayah. Misalnya saja untuk wilayah di Jawa, Madura, NTT, NTB, serta sebagian wilayah Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua, ada baiknya panel surya dipasang condong 15 derajat menghadap ke utara. Pasalnya, lokasi-lokasi tersebut berada di bawah garis khatulistiwa. Sementara bila berada pas di sekitar garis khatulistiwa, pemasangannya pun diposisikan pada sudut 20-30 derajat dari tanah.

3. Bahan pembuatan juga berpengaruh

Selain suhu dan intensitas matahari, bahan pembuatan panel surya juga berpengaruh terhadap daya yang dihasilkan. Biasanya, panel surya dibuat dengan menggunakan bahan poly-crystalline, mono-crystalline, dan amorphous. Ketiga bahan tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Poly-crystalline memiliki susunan kristal acak sehingga memerlukan luas permukaan lebih besar jika dibandingkan monokristal untuk menghasilkan daya listrik. Kelebihannya adalah jenis ini dapat menghasilkan daya listrik saat mendung. Sedangkan, mono-crystalline adalah panel paling efisien dan mampu menghasilkan daya listrik tinggi. Tingkat efisiensinya mencapai 15%. Namun, tingkat efisiensinya bisa berkurang saat kondisi cuaca berawan. Sementara itu, Amorphous adalah teknologi panel surya yang tipis dan biasanya dimanfaatkan untuk hal-hal tertentu seperti kalkulator dan lampu taman. Walaupun masih tahap pengembangan, kelemahan lain dari bahan ini adalah dari segi harga memang masih relatif mahal.

4. Perhatikan posisi bayangan saat memasang panel surya

Panel surya terdiri dari beragam silikon untuk menghasilkan daya. Beberapa jenis panel surya biasanya tergantung dari tinggi rendahnya tingkat bayangan di sekitarnya. Karena semakin tinggi tingkat bayangan, maka berpengaruh pula pada daya yang dihasilkan. Untuk itulah saat memasang panel surya, penting bagi Anda memperhatikan sudut jatuhnya bayangan agar bayangan tersebut tidak jatuh pada panel yang sudah Anda pasang. Semakin jauh sudut bayangan, maka panel tersebut akan menghasilkan daya maksimal. Terutama di siang hari saat intensitas matahari meninggi.

Nah, itu dia beberapa faktor yang mempengaruhi performa panel surya dan kapan panel surya menghasilkan daya maksimal. Dengan menggunakan panel surya, Anda tak hanya akan menghemat tagihan listrik, tapi juga berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan.

Written by Irfantoni Listiyawan | 24 Sep 2018