Faktor yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Produksi Listrik PLTS Atap

Berdasarkan laporan kinerja PT PLN (Persero), hingga akhir Juni 2019 lalu, terdapat peningkatan jumlah konsumen listrik yang mencapai 73,62 juta pelanggan di seluruh Indonesia. Fakta ini didukung dengan keberhasilan PLN dalam meningkatkan produksi listrik hingga 58.519 MW di sepanjang tahun ini. Sayangnya, 61% pembangkit listrik di tanah air masih menggunakan batu bara. Sebagai akibatnya, emisi gas karbon pun turut mengalami peningkatan, sehingga berpengaruh terhadap buruknya kualitas udara di sekitar Anda.

Beruntung, dukungan dari pemerintah pusat terhadap penggunaan energi baru terbarukan (EBT) memotivasi sejumlah pihak untuk lebih memaksimalkan angka produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Tidak tanggung-tanggung, Dewan Energi Nasional bahkan telah menentukan target bahwa penggunaan EBT secara nasional di tahun 2025 mendatang adalah sebesar 25%.

Berbeda dari proses produksi listrik tenaga batu bara, kualitas hasil operasi listrik surya ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor. Nah, agar PLTS atap dapat memproduksi listrik ramah lingkungan secara maksimal, sebaiknya cari tahu dulu apa saja faktor yang mempengaruhi kualitas produksi listrik PLTS atap. Yuk, simak penjelasan selengkapnya pada ulasan berikut ini.

Radiasi sinar matahari

Sumber energi baru terbarukan (EBT) pada PLTS tentu adalah matahari. Inilah sebabnya radiasi sinar matahari dapat mempengaruhi kualitas produksi listrik PLTS di setiap tempat. Perlu diketahui bahwa radiasi matahari akan berbeda-beda sesuai dengan lokasi pemasangan PLTS atap tersebut. Radiasi matahari ini dipengaruhi oleh keadaan spektrum matahari ke bumi. Di sisi lain, insulasi matahari juga akan berdampak pada arus dan tegangan produksi listrik yang dihasilkan.

Suhu sel surya

Produksi listrik PLTS Atap melalui pemasangan panel surya ternyata juga dipengaruhi oleh faktor suhu sel surya. Sebagai informasi penting, panel surya yang terpasang di atap rumah Anda dapat beroperasi dengan baik jika sel surya berada pada suhu normal, yaitu 25 derajat Celcius. Sebaliknya, kenaikan suhu udara secara signifikan justru akan mempengaruhi hasil produksi listrik dari panel surya. Ingat, setiap 10 derajat Celcius kenaikan suhu sel surya akan mengurangi produksi listrik hingga 0.4%.

Jarak antara panel surya dan inverter

Untuk bisa mendapatkan produksi listrik secara maksimal dari PLTS Atap Anda harus meletakkan panel surya dalam jarak yang tepat. Idealnya jarak antara panel surya dengan inverter adalah sekitar 30 meter. Pastikan juga penempatan panel surya tidak terhalang objek yang menghasilkan bayangan yang menutupi perangkat Anda.

Kondisi cuaca Bumi

Menjadi salah satu negara tropis yang berada tepat di tengah-tengah garis khatulistiwa, Indonesia mendapatkan sinar matahari dalam jumlah yang maksimal setiap harinya. Sayangnya, kondisi cuaca Bumi dapat mempengaruhi kualitas produksi listrik PLTS Atap. Ketika Bumi tengah berawan atau diselimuti langit mendung, maka sinar matahari akan terhalang dan mengurangi produksi listrik dari panel surya. Di sisi lain, ketika udara di Bumi mengandung partikel debu, asap, dan polusi, maka ini juga dapat menghambat kerja panel surya.

Arah atap rumah

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, lokasi penempatan panel surya sangat berpengaruh terhadap hasil produksi listrik. Jika kebetulan arah atap rumah Anda menghadap ke arah utara atau selatan, maka produksi listrik yang dihasilkan lebih optimal karena panel surya mendapat intensitas sinar matahari secara maksimal. Tenang saja, untuk menyiasati arah atap rumah berada di selatan khatulistiwa, Anda bisa mengarahkannya 15 derajat menghadap arah utara. Sebaliknya, jika atap rumah ada di utara khatulistiwa, maka arahkan panel surya 15 derajat ke arah selatan.

Derajat kemiringan atap rumah

Sebagian besar bangunan rumah di Indonesia memiliki atap rumah dengan kemiringan sekitar 30 – 40 derajat. Padahal, atap rumah yang terlalu miring dapat mengurangi efisiensi panel surya. PLTS Atap melalui instalasi panel surya idealnya dipasang pada derajat kemiringan antara 10-15 derajat agar bisa menangkap sinar matahari secara lebih optimal. Tidak perlu khawatir jika Anda tidak dapat berbuat apa-apa dengan derajat kemiringan atap rumah, sebab panel surya tetap dapat bekerja secara maksimal selama sinar matahari tidak terhalang suatu objek.

Luas area bagian atap

Satu lagi faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hasil produksi listrik PLTS Atap, yaitu luas area pada bagian atap itu sendiri. Secara ideal, untuk dapat menghasilkan 1 kWh per hari Anda membutuhkan atap rumah seluas 2,5 meter persegi. Lantas, bagaimana jika ternyata luas area atap Anda terbatas? Disarankan agar Anda memilih panel surya tipe monocrystalline. Hal ini dikarenakan tipe r memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan tipe lainnya.

Setelah memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hasil produksi listrik panel surya, diharapkan Anda dapat memasang panel surya secara tepat. Besaran daya listrik rumah Anda patut juga untuk  diperhatikan karena PLN menetapkan peraturan bahwa pengguna tidak dapat melakukan instalasi listrik panel surya melebihi kapasitas daya listrik di rumah Anda. Dengan begitu, ketika daya listrik di rumah adalah sebesar 2.200 VA, maka PLTS Atap atau instalasi panel surya yang dapat dipasang hanya sebesar kurang lebih 2.000 Watt atau 2 kWp. Namun, pilihan kembali kepada budget yang Anda miliki.

Jadi, tunggu apalagi? Percayakan instalasi panel surya di rumah Anda kepada pengembang sistem panel surya terpercaya yang fokus di sektor perumahan. Melalui layanan end-to-end service yang diberikan oleh SolarKita, sebagai pengguna Anda mendapatkan kenyamanan selama melakukan proses konsultasi, survei, instalasi sistem, pemantauan kinerja hingga perawatan panel surya tersebut. Tujuannya jelas agar hasil produksi listrik dari panel surya tetap optimal dalam jangka panjang.


Written by Inas Twinda Puspita | 29 Oct 2019