Bisakah Energi Surya Menggantikan Energi Fosil Sepenuhnya?

Teknologi panel surya sebagai sumber energi masyarakat belakangan ini digadang-gadang bisa menggeser posisi batu bara. Panel surya yang memanfaatkan energi surya dari pancaran sinar matahari dianggap bisa menggantikan batu bara yang merupakan energi fosil. Kabar ini tentu menggembirakan mengingat ketersediaan bahan dasar energi fosil yang selama ini kita andalkan semakin menipis dan membahayakan kelestarian lingkungan. Sejauh ini, energi surya memang menjadi kandidat energi terbarukan yang dianggap paling mampu untuk menggantikan energi fosil. Namun, apakah pendapat tersebut benar? Apakah energi surya adalah energi yang mampu mencukupi kebutuhan energi penduduk bumi saat ini dan nanti? Untuk mengetahui jawabannya, Anda bisa menyimak ulasan tentang energi surya dan energi fosil dalam artikel ini.

1. Energi surya sebagai energi terbarukan

Akhir-akhir ini penggunaan energi surya memang sedang digencarkan. Inovasi pun terus dilakukan supaya teknologi pemanfaatan energi surya bisa dijangkau oleh siapa saja. Ya, di masa-masa awal, energi ini diperkenalkan untuk penggunaan rumah tangga, tetapi sayangnya tidak terlalu banyak yang berminat. Ini karena teknologi untuk mengolah energi surya menjadi energi lain—listrik misalnya—butuh biaya yang tidak sedikit. Namun, berkat adanya inovasi teknologi yang terus menerus dilakukan, teknologi pengolahan energi surya bisa menjadi semakin terjangkau. Sekarang, energi surya menjadi sebuah energi terbarukan yang dianggap mampu menandingi bahan bakar konvensional yang memanfaatkan energi fosil. Apabila dilihat sekilas, hal ini terlihat benar adanya. Sumber daya energi fosil makin hari makin menipis, sementara matahari yang menjadi sumber energi surya tidak padam.
Pertanyaannya sekarang, benarkah energi surya mampu menggantikan energi fosil sepenuhnya?

2. Manakah yang lebih baik, energi surya atau fosil?

Jika kedua energi ini dibandingkan, mungkin hasil akhirnya sudah jelas. Energi surya tentu lebih diunggulkan untuk keluar sebagai pemenang. Mari kita beberkan apa saja kiranya yang menjadi nilai plus untuk energi surya. Dari segi ketersediaan sumber daya, sudah barang tentu energi surya unggul. Insolasi atau radiasi sinar surya yang menjadi sumber daya energi surya hingga saat ini masih tersedia bahkan untuk nanti selama matahari tidak padam.
Walau demikian, energi surya juga memiliki kelemahan dari segi ketersediaannya. Di malam hari, matahari terbenam sehingga tidak ada lagi sumber daya yang memasok energi surya. Untungnya ada sistem panel surya on grid yang bisa terhubung dengan jaringan listrik PLN. Jadi, saat malam hari, Anda pun tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Lalu, bagaimana dengan energi fosil? Hingga saat ini, sumber dayanya memang masih tersedia, namun terus menipis.

Dengan demikian, akan sangat berbahaya jika mengandalkan energi ini untuk kebutuhan di masa depan karena ketersediaannya yang terbatas. Di samping itu, energi fosil juga menjadi penyumbang utama pencemaran udara. Energi ini telah terbukti tidak ramah lingkungan. Bagaimana dengan energi surya? Energi ini berasal dari sinar matahari yang tidak mengandung zat polutan. Proses pemanfaatan energi ini pun tidak menghasilkan gas emisi yang berbahaya. Dari pembahasan ini, bisa disimpulkan bahwa energi surya lebih unggul dari segi ketersediaan dan keamanan dibandingkan dengan energi fosil. Meski demikian, akan terlalu cepat untuk mengambil kesimpulan bahwa energi surya benar-benar unggul dari energi fosil hanya dengan dua indikator ini. Perlu riset yang lebih mendalam untuk mengetahui manakah dari dua energi ini yang lebih baik untuk kita.

2. Bisakah energi surya menggantikan energi fosil ?

Sekarang kita masuk ke pertanyaan pentingnya: bisakah energi surya menggantikan energi fosil? Pertanyaan ini terus muncul seiring dengan semakin menipisnya persediaan sumber daya alam yang menjadi pemasok energi fosil. Selama ini kita memang sangat bergantung pada energi fosil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, contohnya untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Tanpa disadari, energi fosil menjadi energi konvensional yang diterima banyak orang walau sebenarnya energi jenis ini membawa beberapa dampak berbahaya. Kepraktisan dan aksesibilitas membuat energi fosil menjadi favorit. Bandingkan saja dengan kendaraan listrik yang diisi daya dengan menggunakan listrik bertenaga surya. Jika mobil biasa cukup datang ke pom bensin yang banyak ditemui, mobil listrik harus mencari tempat khusus untuk charging.

Berpindah dari energi fosil ke energi surya tidak semudah kelihatannya. Ini bukan hanya tentang mengubah energi yang tidak dapat diperbarui menjadi energi terbarukan, tetapi juga hal lain yang lebih kompleks. Kita mungkin mengunggul energi surya sebagai energi yang lebih ramah lingkungan, tetapi hal ini bukan berarti tidak ada rintangan yang akan menghadang. Selain masalah energi itu sendiri, kita juga harus sadar dengan efisiensinya.

3. Efisiensi energi surya

Efisiensi di sini berkaitan dengan proses pengolahan sumber daya hingga akhirnya menjadi energi yang bisa digunakan dan berapa harga yang harus dikeluarkan untuk itu. Dalam istilah ekonominya, hal ini disebut dengan Energy Return on Investment (EROI). Dengan EROI, yang dinilai bukan hanya ketersediaan dan keamanannya saja, tapi juga proses pengolahannya. Dalam kasus energi fosil, berarti mulai dari penambangan batu bara hingga akhirnya ia siap dipakai. Dahulu nilai EROI energi fosil memang tinggi, sekitar 25:1. Namun, kini menurut penelitian dari SUNY College of Environmental Science and Forestry, nilai EROI energi fosil menurun menjadi 15:1. Bagaimana dengan energi terbarukan? Beberapa punya nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan EROI energi fosil dan kabar baiknya, energi surya termasuk di dalamnya. Ini membuktikan bahwa teknologi saat ini telah mampu membuat energi surya lebih terjangkau.

4. Aksesibilitas energi surya

Apakah dengan demikian energi surya bisa menggantikan energi fosil? Mari kita membahas indikator lain, yakni tentang keterjangkauannya. Saat ini masih sulit menggunakan dan mengakses energi surya untuk kebutuhan sehari-hari, terutama di Indonesia. Lihat saja kasus mobil listrik dan mobil konvensional yang telah dibahas pada poin sebelumnya. Supaya energi ini lebih mudah diakses dan terjangkau, ada baiknya energi surya ke depannya tidak dipusatkan hanya di satu titik seperti sistem pembangkit listrik yang sudah ada saat ini. Alih-alih meletakkan pembangkit listrik besar di satu daerah, lebih baik meletakkannya di tiap-tiap pemukiman penduduk. Dalam kasus energi surya, Anda bisa memasang panel surya langsung di rumah Anda sendiri.

5. Panel surya, teknologi pemanfaatan sinar surya

Ya, sekarang Anda bisa memasang panel surya di rumah Anda. Dengan demikian, Anda tidak perlu menunggu pemerintah mendirikan pusat pembangkit listrik tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan. Energi surya berformat mikro ini sudah bisa Anda rasakan berkat teknologi terkini yang membuat panel suryamenjadi lebih terjangkau. Dari segi biaya pun kini panel surya lebih terjangkau jika dibandingkan dulu saat temuan ini pertama kali diperkenalkan.

Dari pembahasan ini kita bisa mengatakan bahwa kedepannya, energi surya akan mampu menggantikan energi fosil. Memang tidak dalam waktu dekat ini, tetapi pasti akan datang waktu untuk energi ini bersinar. Sebagai antisipasi, ada baiknya Anda mulai mempertimbangkan untuk memasang panel surya di rumah. Anda bisa berkonsultasi dengan pihak yang memahami seluk beluk energi surya dengan baik.

Written by Annisa Hening Noorvitasari | 11 Oct 2018