3 Lokasi Pengolahan Sampah Terbesar di Dunia

Masalah sampah global adalah isu besar yang dihadapi oleh banyak negara. Setiap tahun, miliaran ton sampah dihasilkan, dan sebagian besar dari sampah tersebut berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Beberapa negara telah membangun fasilitas pengolahan sampah besar untuk menangani limbah yang terus meningkat. Fasilitas ini tidak hanya berfungsi untuk menanggulangi masalah sampah, tetapi juga berperan dalam menghasilkan energi terbarukan, mendaur ulang material berharga, dan mengurangi dampak lingkungan. Berikut adalah tiga lokasi pengolahan sampah terbesar di dunia yang menjadi contoh dalam pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan.

 

1. Fresh Kills Landfill, Amerika Serikat

Fresh Kills Landfill di New York, Amerika Serikat, pernah menjadi tempat pembuangan sampah terbesar di dunia. Didirikan pada tahun 1948, TPA ini menampung sampah dari seluruh New York City hingga ditutup pada tahun 2001 setelah beroperasi selama lebih dari 50 tahun. Pada puncaknya, Fresh Kills menerima lebih dari 29.000 ton sampah setiap hari, dan volume total sampah yang dikelola mencapai sekitar 150 juta ton.

Keunggulan dan Inovasi: Meskipun Fresh Kills ditutup untuk pengumpulan sampah, lokasi ini kini sedang diubah menjadi ruang terbuka publik dan taman. Proses pemulihan dan rehabilitasi situs ini merupakan proyek besar yang bertujuan untuk menciptakan ruang hijau yang berguna bagi masyarakat, serta untuk mengurangi jejak karbon dari sampah yang terdegradasi di sana. Fresh Kills kini berfungsi sebagai simbol perubahan dari tempat pembuangan sampah menjadi ruang rekreasi dan lingkungan yang berkelanjutan.

 

2. Navetja Waste-to-Energy Plant, Swedia

Swedia dikenal sebagai salah satu negara terdepan dalam pengelolaan sampah dan daur ulang. Salah satu fasilitas terbesar dan paling inovatif adalah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Navetja (Navetja Waste-to-Energy Plant) yang terletak di Göteborg. Pabrik ini mengolah lebih dari 450.000 ton sampah setiap tahun dan mengubahnya menjadi energi listrik yang dapat digunakan oleh lebih dari 100.000 rumah tangga.

Keunggulan dan Inovasi: Navetja adalah contoh utama dari fasilitas "waste-to-energy" yang sukses, di mana sampah tidak hanya dibuang, tetapi juga dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Teknologi ini mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA. Swedia memiliki salah satu tingkat daur ulang tertinggi di dunia, dengan hampir 99% dari sampah yang dihasilkan diolah atau didaur ulang, termasuk pembakaran untuk pembangkit energi.

 

3. Deonar Dumping Ground, India

Deonar Dumping Ground di Mumbai, India, adalah salah satu TPA terbesar di Asia dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia dalam hal volume sampah yang ditangani. Setiap hari, TPA ini menerima lebih dari 4.000 ton sampah, yang berasal dari berbagai bagian kota Mumbai. Deonar telah menjadi simbol dari tantangan besar yang dihadapi India dalam mengelola limbah urban, terutama di kota-kota besar yang padat penduduk.

Keunggulan dan Inovasi: Meskipun Deonar Dumping Ground masih berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah, ada upaya untuk mengubahnya menjadi fasilitas pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Pemerintah kota Mumbai telah mulai mengimplementasikan teknologi untuk mengurangi emisi gas metana dan memperkenalkan sistem pemrosesan sampah yang lebih efisien. Salah satunya adalah pengolahan sampah organik menjadi kompos yang dapat digunakan untuk pertanian dan penghijauan.

Namun, Deonar masih menghadapi tantangan besar dalam mengelola jumlah sampah yang sangat besar dan menangani polusi yang dihasilkan dari tempat pembuangan tersebut.

 

Pengelolaan sampah adalah tantangan besar yang dihadapi oleh berbagai negara di seluruh dunia. Dari Fresh Kills Landfill yang beralih menjadi taman publik di New York, hingga Navetja Waste-to-Energy Plant yang mengubah sampah menjadi energi terbarukan di Swedia, kita dapat melihat bahwa solusi pengolahan sampah semakin berorientasi pada keberlanjutan dan pemanfaatan ulang. Di sisi lain, Deonar Dumping Ground di India menjadi pengingat akan tantangan besar yang masih harus dihadapi dalam mengelola sampah di kota-kota besar yang berkembang pesat.

Inovasi dalam pengelolaan sampah akan terus memainkan peran penting dalam upaya mengurangi dampak lingkungan dan mengarah pada dunia yang lebih hijau dan lebih bersih.

Sumber:

  • The New York Times. (2021). "Fresh Kills Landfill: From Trash to Treasure."
  • Swedish Environmental Protection Agency. (2022). "Waste-to-Energy Systems in Sweden."
  • Hindustan Times. (2022). "Challenges of Managing the Deonar Dumping Ground."

 

Written by Dwita Rahayu Safitri | 03 Dec 2024